RUMAH DI TEPI DANAU

Haris Airlangga
Chapter #4

Korban

Aku meminta Lusiana berhenti sejenak di ATM untuk mengisi pulsa. Dia tak bicara banyak selama perjalanan pulang, hanya saat menanyakan bagaimana kerjaku hari pertama, serta apakah aku bertemu dengan dokter lain saat di poliklinik.

Aku menyalakan handphone dan mendapati Vivian mengirimiku sms --- lebih dari satu. Benda itu seakan tak berhenti berdering.

Kau di mana?

-

Apakah signal benar-benar jelek?

-

Adrian, aku mulai khawatir.

-

Kau tidak menjawab teleponku

-

Kau lebih memusingkan dari pasien-pasienku.

-

Adrian, kabari aku secepatnya.

Serta beberapa sms lain yang tak ingin kubaca. Aku mengetik dengan cepat sebagai balasan.

Vivian, drink your pills. I mean it.

Setelah itu aku justru merasa bersalah dan pada akhirnya kembali mengiriminya sms.

Aku sedang menyetir. Kuhubungi setelah aku di rumah. Take care.

Saat aku akan kembali ke mobil, Vivian menelepon.

“Halo?” aku menghentikan langkah, tak ingin terdengar berteriak di hadapan Lusiana. 

“Adrian, apa yang terjadi?!”

Oh, Vivian, handphone-ku mati.”

“Kau tak pernah mematikan handphone-mu.”

“Dan akan kumatikan saat ini juga jika kau masih tak mendengarkanku!” Nada suaraku meninggi. Aku membuang nafas. “Maksudku, aku akan segera meneleponmu jika aku sudah di rumah. Aku sudah mengirimmu sms. Aku baru saja mengisi pulsa.”

Lama baru Vivian menjawab. “Semua baik-baik saja?”

Lihat selengkapnya