“Kita bicarakan di ruangan saya.”
Lusiana memimpin langkah. Aku mengikutinya di belakang. Bisa kurasakan tatapan Jakob menghunjam punggungku. Degup jantungku bertambah kencang seiring makin dekatnya ruangan yang kami tuju.
Di dalam ruangan, Lusiana baru saja merapatkan pintu ketika Jakob menudingku. “Kenapa Dokter berkemas? Apa yang Dokter sudah lakukan?”
“Hei!” aku menepis tangannya menjauh. Jakob bertubuh jauh lebih besar dariku dan dia mendorong tanganku balik.
“Tidak ada yang meninggalkan kota ini sampai kuizinkan.” Jakob mendesis.
Aku tak percaya dengan apa yang kudengar. Berbalik pada Lusiana. “Ini di luar toleransiku. Pria ini tak punya hak apa-apa untuk menahanku.”
Lusiana menutup kerai jendela. “Kumohon kalian berdua, Dokter Adrian, Bapak Jakob.” Dia mempersilakan kedua kursi di depan mejanya. “Hal terakhir yang saya inginkan adalah kekerasan. Dan Pak Jakob adalah polisi di sini, saya harap Bapak bisa menahan diri.”
Jakob menjauh dariku dengan enggan.
Lusiana memandangku balik. Aku harus akui tatapannya cukup mengintimidasi. Setelah kami berdua lebih tenang, Lusiana mengangkat dagu, kedua lengannya bersilang di dada, menatap Jakob. “Silakan, apa yang ingin Bapak bicarakan tadi?”
Jakob balas menatap Lusiana, rahangnya mengeras. “Saya ingin Lembo diautopsi.”
Aku sontak berpaling pada polisi itu, keningku mengernyit.
Autopsi merupakan pilihan yang tepat jika ingin mengetahui sebab kematian seseorang. Apakah itu berarti, sebab kematian Lembo masih belum jelas?
Lusiana juga tampak tercengang. “Apa yang kalian temukan?”
“Dokter Luki yang telah memeriksa jasadnya. Dia akan memberikan keterangan lebih lanjut.”
“Dokter Luki bukan dokter forensik,” aku menukas.
“Tetap saja, dia adalah seorang dokter. Dan akan kuhadirkan dokter forensik nantinya.” Jakob melemparkan pandangan menusuk. “Dokter Lusiana, Lembo sudah lama tinggal bersama keluarga Anda. Dia tak punya kerabat lain untuk memutuskan hal-hal seperti ini.”
“Apa yang kalian temukan hingga kalian merasa autopsi diperlukan?” Lusiana mengulangi pertanyaannya, dia mengitari mejanya dan mendekati Jakob.
“Pemeriksaan luar menunjukkan lebam-lebam tidak wajar yang tidak pernah ditemukan dalam kasus-kasus sebelumnya.”
“Kau polisi, kenapa tidak langsung membuat perintah autopsi?” Aku memotong dengan nada datar.