Rumah Gadang Nek Niam

Annsilly Junisa
Chapter #21

Epilog

Hai, aku Orin, dan aku bisa meramal masa depan.

Tulisan ini akan menjadi bumerang buatku. Para orang tua akan mengutukku karena mengira aku tidak bersyukur dan menghasut anak-anak mereka untuk membenci orang tuanya pula. Para pria akan mengatakan kalau cerita ini ditulis oleh seorang wanita yang terlampau benci pada laki-laki. Sedangkan yang muda-muda akan terbelah menjadi dua kubu. Sebagian membenci nenekku yang terlalu lemah hatinya, sebagian lagi mengatakan aku sakit jiwa. Tetapi orang-orang yang membaca dengan pikiran terbuka akan tahu maksudnya, kalau aku hanya ingin menyebarkan nilai-nilai baik yang bisa diserap dari wanita bernama Niam itu. Beliau hanyalah wanita malang yang kebetulan lahir dalam lingkungan masyarakat yang patriarki, yang kemudian memanfaatkan dan meremehkan kelembutan hatinya.

Semua berawal dari kematiannya. 

Mereka bilang, manusia yang baik akan lebih cepat diambil Tuhan. Mungkin karena itulah nenekku pergi meninggalkanku, meski bukan kematiannya yang aku harapkan. Hidupnya berhenti di usia tujuh puluh enam tahun. Padahal di sebelah rumahnya, ada tetangga yang sudah hidup sampai umur seratus. Artinya, nenekku benar adalah orang yang dipilih Tuhan. Dia diambil terlalu cepat.

Lihat selengkapnya