Rumah Kaca

Amiralie
Chapter #6

Prolog

“Kemudian aku menjemput Selena dan tempat terakhir yang kupikirkan adalah Rumah Kaca. rumah yang kita semua beli lima tahun lalu. Jika tidak ada tempat untuk kembali, kita bisa kembali ke rumah ini bukan?” 

Tak dua jam telah berlalu. Mereka semua mendengarkan cerita Stevia dengan seksama. Malam itu tidak ada yang tidur, mereka semua sibuk menghabiskan beberapa botol wine yang dibawakan oleh Hana. kecuali Luna, dia hanya minum teh hangat untuk menenangkan tubuhnya yang sangat kelelahan. Malam itu terasa sangat dingin karena hujan rintik-rintik mulai membasahi dinding dan atap kaca ruang tamu rumah. Namun cahaya pada malam itu terasa sangat hangat dan mereka berlindung di atap yang sama. 

Masing-masing terdiam mendengarkan cerita Stevia. Sepertinya mereka juga memiliki permasalahan yang mereka bawa dari luar sehingga mereka semua datang ke rumah kaca. Hana bisa membaca mereka hanya dengan menatap kedua mata mereka. 

Luna menggigil kedinginan. Dia berusaha menyelimuti dirinya dengan selimutnya. Perlahan dia mulai menghangatkan tubuhnya dengan minum teh yang dibuat oleh Hana.

“Lalu kenapa kalian tak bercerai?” Tanya Hana yang sedang menuangkan teko teh ke cangkir Luna. 

Stevia menjawab dengan menundukkan bulu mata. “Pernikahan tak semudah itu kalian bisa bercerai. Aku sudah memiliki Caelan. Perceraian bisa mempengaruhi perkembangan anak. Terlebih lagi, jika aku bercerai, aku dan Caelan tidak akan dapat mewarisi harta suamiku.” 

Rika membuka bibirnya setelah mengupas kacang rebus. “Sebenarnya aku tak begitu membenci homosexual, permasalahannya kita tinggal di sebuah negara yang melarang LGBT. tetapi begitu mendengar suamiku se-brengsek itu, aku jadi ingin membunuhnya.”

“Aku juga, sekarang ingin membunuhnya. Aku mengandung dan melahirkan anaknya seorang diri tanpa bantuan darinya. Kemudian dia membalasku seperti itu. Jika aku mengetahui dia adalah homosexual, semenjak awal seharusnya aku jangan menikahinya. Dengan begitu, Caelan akan mendapatkan seorang ayah yang lebih baik. Itulah yang kupikirkan.” Kata Stevia sambil menganggukkan kepala. 

Hana menuangkan wine ke gelas Stevia yang telah kosong dengan perlahan. “Aku belum menikah jadi aku tak begitu mengerti pemikiran kalian tentang pernikahan.” 

Lihat selengkapnya