Rumah Nirmala

Letuceeep
Chapter #1

Prolog

"Bangunan ini luas, ya?" Tanya Faiza dalam hati, melirik mata suaminya, Sabiq, bergantian dengan menatap bangunan rumah di depannya.

"Kita hanya akan tinggal bertiga untuk sekarang. Jangan yang ini." Jawab Sabiq dalam hati juga, mengerutkan kedua alisnya yang tebal itu.

Mereka memang miliki ikatan batin yang sangat kuat, padahal baru menikah tahun kemarin.

Es krim mochi ditangan Sabiq sudah hampir setengahnya, buru-buru Faiza mendaratkan mulutnya yang sudah terbuka itu di atas tangan Sabiq, melahap setengahnya es krim mochi itu. Sabiq marah tapi tertawa melihat kelakuan istrinya itu, "Kamu ini, ya. Kalau mau bilang." Kata Sabiq sambil mengusap kepala istrinya. Faiza hanya terkekeh.

Pasutri itu rupanya sedang berjalan-jalan mencari rumah untuk ditempati karena sebentar lagi akan dikarunia seorang anak. Bangunan itu mengalihkan perhatian Faiza yang sangat menyukai bangunan tua berkonsep jadul. Ia sangat berharap memiliki rumah yang seperti itu, meningat Ia juga memiliki 10 adik dan suaminya memiliki 7 adik. Faiza membayangkan jika mereka tinggal di rumah sebesar itu, sepertinya dua keluarga besar bisa berkumpul diwaktu yang bersamaan. Namun, suaminya, Sabiq yang tak mau rumah besar membuyarkan bayangan Faiza.

Hujan turun setelah mereka menghabiskan es krim mochi itu, suapan terakhir rupanya menjadi milik Sabiq. Walau hujan mereka berlarian kecil karena Faiza sedang hamil. Sesaat mereka baru berlari, ada seseorang yang menghampiri mereka membawakan payung. Dia adalah seorang kakek tua yang bicaranya sudah terbata-bata, tetapi fisiknya masih terlihat bugar dan sehat. Cara berjalannya tidak tertatih-tatih seperti kakek yang seumuran dengannya.

"Kasihan istrimu, pakailah ini. Jangan membuatnya kehujanan." Kakek itu menyodorkan payungnya yang lumayan besar.

"Tidak apa-apa, saya suka hujan." Kata Faiza sambil menyalami kakek itu, berterima kasih atas payungnya.

Lihat selengkapnya