RUMAH REOT 2 (Saudara yang Terpisah)

Sri Wahyuni Nababan
Chapter #2

Tidak Tenang


Warung tempat menjual obat pasaran tidak begitu jauh dari rumah. Hanya sekitar dua puluh meter saja. Isi pikiran Guntur masih pada mobil tersebut. Dia beranggapan pastinya ada sesuatu yang tengah terjadi, tapi masih mereka-reka saja.


Setelah membayarkan uang tersebut, Guntur beranjak dari sana. Cepat dia pulang ke rumah untuk memberi obat adiknya, agar tidak semakin parah. Badannya yang hangat sudah berangsur turun. Bisa kacau bila tidak ada perubahan sama sekali. Bukannya Guntur tidak mau mengurus kedua adiknya, akan tetapi butuh biaya bila harus sampai masuk rumah sakit. Tidak selamanya mengharapkan belas kasih dari orang lain. Sementara Hartina--ibu mereka--tidak pernah lagi mengirimkan sejumlah uang.


Biaya hidup mereka adalah pemberian dari pak kadus dan beberapa tetangga yang rela menyisihkan rezekinya untuk ketiga bocah tersebut. Pun dengan kepala sekolah dan Pak Nababan yang masih memberi perhatian lebih dengan pendidikan murid Sekolah Dasar Tunas Bangsa.


Guntur menghaluskan pil yang dibungkus dalam kertas, lalu sedikit dipukulkan dengan sendok, agar mudah di minum. Anak sesusia Rimba belum bisa menelan pil tanpa dihaluskan. Karena rasanya yang pahit dan membuat muntah bila menempel di lidah.


"Nih, udah Abang haluskan. Minum, ya, Dik," pinta Guntur, sembari memegangi sendok makan berisi air dan bubuk pil.


"Pait, Bang. Nggak mau ...," elaknya, dengan suara rengekan.


"Enggak begitu pait, kok. Lagian, kan, ini obat. Wajarlah. Yuk, diminum," rayunya. "Nanti kalau udah baikan, kita bisa main, ya, kan Kak Narnia." Guntur menoleh pada Narnia dengan menyapakan kakak mengikuti Rimba.


"Iyalah. Nggak enak kalau sakit. Tidur mulu jadinya." Narnia menimpali ucapan abangnya.


"Nggak mau ...." Rimba kembali merengek.


"Eh, nanti kalau kakak dapet duit, kita beli jajan, yuk. Maunya apa?" Segala cara yang dilakukan agar Rimba mau menurut minum obat.


"Aku mau roti sebungkus, Bang. Bisa disimpan kalau nggak habis." Narnia memberi ide.


"Pinter juga ide Kak Narnia. Hmmm ... nanti Abang beli, ah," ucap Guntur memecahkan suasana.


"Tapi beli dua ya, Bang. Aku satu, tapi rasa durian," imbuh Rimba.


Lihat selengkapnya