RUMAH REOT 2 (Saudara yang Terpisah)

Sri Wahyuni Nababan
Chapter #3

Demi Makan Esok


"A-ada apa, Tante?" Guntur tidak tenang.


"Ini ada sedikit titipan dari pak kadus. Diterima, ya," ucapnya, sembari memberikan amplop berisi uang yang tidak tahu berapa jumlahnya.


"Makasih, Tan."


"Ya, udah. Tante lagi ada kerjaan. Pergunakan dengan baik, ya, Gun," pesannya sebelum beranjak meninggalkan rumah mereka. "Assalamualaikum."


"Wa'alaikumussalam."


Guntur kembali ke dalam. Di depan kedua adiknya, dia membuka amplop tersebut, lalu menghitungnya. Ada enam lembar uang lima puluh ribuan. Itu artinya berjumlah tiga ratus ribu rupiah. Bisalah untuk kebutuhan selama dua minggu. Paling juga digunakan untuk membeli beras dan lauk. Siapa tahu pak kadus tidak sempat lagi mengirimkan lauk dan nasi seperti biasa.


Setengah jam kemudian, bocah itu baru teringat. Kenapa bukan pak kadus atau anaknya yang mengantar amplop itu? Ke mana mereka? Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa dia tidak tahu kalaupun ada sesuatu yang terjadi?


Beberapa pertanyaan lahir dari benaknya. Melalui rasa penasaran yang ada, seakan apa yang dipikirkan Guntur adalah sebuah firasat. Bocah sekecil itu memang sering berpikiran dewasa. Tahu kenapa? Karena sudah terbiasa hidup keras dan berjuang sendiri. Terutama setelah menjadi tulang punggung keluarga saat ini. Tanpa orang tua, mereka hidup seadanya. Mungkin materi terpenuhi, tapi tidak akan sesempurna kalau ada orang terdekat. Yakni ibu. Sampai-sampai, harus rela mengorbankan waktu dan tenaga demi menghasilkan rupiah.


***


Sudah tiga minggu tidak ada kabar dari pak kadus. Uang titipan Beliau saja sudah tinggal dua puluh ribu rupiah. Saat ini barang bekas juga tidak banyak seperti biasa. Makanya penghasilan berkurang. Untuk ke depannya, Guntur harus memulung lebih giat lagi. Untuk menanyakan kabar pak kadus saja dia tidak sempat. Karena akhir-akhir ini banyak sekali pekerjaan rumah dari sekolah. Sebentar lagi akan dilaksanakan ujian semester.


Uang dua puluh ribu rupiah terus dipandangi. Dalam batinnya, besok tidak akan sekolah dulu. Mungkin untuk beberapa agar bisa mencari uang. Dalam diam, banyak yang dipikirkan tanpa memberitahukannya pada Narnia dan Rimba. Untungnya adik-adiknya menurut saja apa yang diperintahkan oleh Guntur.


"Kak, mana Bang Guntur?" Rimba sibuk mencari keberadaan abangnya.


"Tadi di samping merapikan butut." Sambil menyapu rumah.


"Kok, Abang nggak sekolah?"


"Kakak nggak tau. Tanya aja sana, Rim. Kakak mau nyiapkan sapuan dulu," ketus Narnia.


Rimba langsung menuju ke samping untuk menemui abangnya. Dia menghampiri Guntur, lalu bertanya.


"Bang, hari ini libur?"

Lihat selengkapnya