RUMAH REOT (Cita-cita dalam angan)

Sri Wahyuni Nababan
Chapter #9

Biaya Pengobatan

"Guntur! Guntur! Cepat, ibumu sekarang di rumah sakit. Barusan kecelakaan ditabrak mobil saat hendak menyalip naik motor. Kondisinya mengkhawatirkan, Gun," ucap seorang tetangga berusia kisaran tiga puluh dua tahun.


Guntur tersentak kaget. Perasannya baru saja melihat ibunya pergi dengan sehat-sehat saja. Kini datang berita yang membuat tidak bisa berbuat apa pun.


Pak kadus lega setelah apa yang hendak disampaikan, terucap juga dari mulut salah satu warganya yang masih ada hubungan darah dengan ayahnya Guntur. Mendengar berita buruk itu, Guntur lemas dan tidak tahu apa yang akan dia lakukan.


"Ya, Nak. Ayo, sama Bapak. Biar kita pergi menemui ibumu. Kedua adikmu bawa saja, biar mereka juga tahu kondisinya sekarang," ajak pak kadus.


Tanpa berpikir panjang, Guntur dan kedua adiknya berangkat dengan menumpangi mobil pak kadus. Benda yang tidak begitu mulus, mampu membawa penumpang sebanyak lima orang. Jarak tempuh ke rumah sakit lumayan jauh. Apalagi jalanan dari dusun mereka menuju perkotaan sudah mulai bagus.


Narnia dan Rimba tidak henti-hentinya bertanya, kenapa dengan ibu mereka. Sudah dijelaskan pun, tetap tidak mengerti. Ya, namanya juga anak-anak. Belum begitu paham dengan pembicaraan orang tua. Guntur hanya bisa merangkul bahu kedua adiknya yang duduk bersebelahan.


Sekitar setengah jam, mereka sudah sampai ke tempat tujuan. Pak kadus mendampingi ketiga bocah tersebut sampai bertemu dengan Hartina. Alangkah herannya kedua adik Guntur, mereka benar-benar anak yang terbilang kampungan. Mata mereka diliarkan serta menunjuk bila ada yang tidak pernah dilihat. Seperti air mancur yang ada di taman rumah sakit.


"Di mana ruangan pasien yang bernama Hartina, ya?" Pak kadus menanyakan pada resepsionis.


"Hartina dari Dusun Lobusona, Pak?"


"Iya, iya," jawabnya singkat.


Salah satu dari petugas yang menanganinya mengecek pada buku besar. Tidak berapa menit, kamar Hartina disebutkan oleh resepsionis.


"Owh, iya, Pak. Ibu Hartina ada di ruangan ICU. Tapi sebelumnya saya mau mengingatkan, jangan bawa anak-anak saat Bapak masuk ke dalam, ya," pintanya.


"Ta-tapi mereka ini anaknya, lho," bantah pak kadus agak sedikit kesal.


"Pak, itu sudah menjadi peraturan rumah sakit. Jadi tolong diikuti," pesannya sambil memberikan senyuman kesal.


Melalui rasa kecewa, pak kadus berkata, "Ya, sudah. Kita lihat ibu kamu dari kaca aja, ya, anak-anak?"


"Iya, Pak. Nggak pa-pa." Guntur mengerti.


"Bang, ini tempat apa? Kok, banyak tempat tidur, sih? Rumahnya banyak kamarnya, ya," ucap Rimba yang belum mengerti sama sekali.

Lihat selengkapnya