Rumah sebelah, bukan maksud yang sebenarnya... Rumah sebelah disini, adalah rumah tetangga ku... Yang letaknya tepat bersebelahan dengan rumah orangtuaku.
Sebut saja beliau Mbok Dirah... Nenek tua berumur 70 tahunan yang tinggal disebelah rumahku, tak terlalu tepat jika disebut sebelah rumah, tapi jaraknya mungkin hanya 4 langkah dari rumahku, hanya terhalang gang kecil didepan pintu belakangnya.
Yahh... pintu belakang rumahnya menghadap teras rumahku, sedangkan pintu depannya menjorok kearah selatan, berbatasan dengan pekarangan kosong milik oranglain yang cukup luas. Rasanya rumah mbok dirah cukup besar untuk sebuah tempat tinggal nenek tua yang jauh dari anak-anaknya. Bangunannyapun masih khas jaman dulu, dengan pintu 2 yang tinggi.. dan jendela-jendela kayu disisi kanan kiri rumah mbok dirah, Rumah peninggalan almarhum suami mbok dirah yang dahulunya orang tergolong kaya dikampung sini.
Pekarangannyapun luas disisi kiri rumah mbok dirah, yang berhadapan langsung dengan pemandangan sawah dan jalanan menuju kompleks pemakaman Desa.
Beliau memiliki 2 orang anak perempuan yang sudah menikah dan memiliki keluarga, namun mereka tinggal diperantauan bersama menantu dan cucu-cucu mbok dirah.
Hidup mbok dirah seringkali kesepian, beliau sering melamun, pikun, pendengarannya pun sangat kurang baik. Meski begitu mbok dirah tidak tinggal sendirian.
Beliau ditemani keponakan kesayangannya bernama mbak sekar, mbak sekar orang yang sangat perduli dengan keadaan mbok dirah, memberikan perhatian atau memasakkan sesuatu yang mbok dirah inginkan.
Sayangnya, mbak sekar sendiri sudah memasuki bangku perkuliahan. Jarak dari rumah Desa menuju kampus mbak sekar sekitar 2 jam menggunakan bus. Jarak yang cukup memakan waktu, kadang mbak sekar pulang larut malam karena tugas kuliah yang harus dikerjakan. Terkadang, mbak sekar pulang kerumah orangtuanya, yang jaraknya dari rumah mbok dirah sekitar 15 menitan.