Petugas itu langsung menatap Diyah, “Kamu jangan bikin ulah lagi ya, kamu itu udah dibina untuk jadi lebih baik. Balik ke tempatmu!” Diah dan kedua temannya langsung menurut, dan kembali ke tempatnya.
Petugas itu giliran menatap Eka yang masih diam di kursinya, “Kalau kamu sampai bikin keributan lagi di sini, aku kirimkan kamu ke lapas.”
“Dia yang bikin ribut, bukan saya.” Eka menjawab dengan suara membentak.
Petugas itu mendengkus dengan gelengan cepat, lalu berjalan pergi meninggalkan meja yang ditempati Eka dan Sekar. Lantas ia mendapati makanan yang masih berceceran di lantai, itu adalah makanan Sekar.
“Ini makanan siapa? Kenapa sampai berceceran di lantai dan tidak dibersihkan?”
Semua residen perempuan yang ada di ruang makan hanya diam, tidak ada yang mau menjawab. Seorang petugas sekali lagi bertanya dan memberikan ancaman untuk menghukum semua residen kalau tidak ada yang mengaku.
Eka ingin mengakui itu perbuatan dirinya, namun ketika Eka hendak berdiri Sekar segera menahannya, dan Sekar pun berdiri.
“Itu makanan saya, Pak.”
***
Basuki tersenyum senang memandang Sekar lahap memakan makanan yang ia bawakan, setidaknya ia telah membawakan sekotak nasi ayam kentucky dan segelas minuman cocacola untuknya.
Basuki datang ke Rumah Rehabilitasi Napza, ia datang bersama Hana istrinya ingin melihat Sekar keponakannya. Basuki langsung mempertanyakan bagaimana kabar Sekar, setelah pertama bertemu dengannya di ruang kunjungan keluarga.
Sekar pun menjawab baik-baik saja, ia hanya menceritakan hal-hal yang menyenangkan bersama teman-teman barunya disana. Tapi tidak dengan Diyah, Sekar tidak menyebut nama itu sama sekali.
Lalu Basuki memberikan sekotak nasi ayam kentucky yang telah ia belikan tadi untuknya, sungguh senangnya kedua orang itu menyaksikan Sekar makan dengan lahap. Hal itu mungkin menjadi tanda, bahwa kondisi Sekar di rumah itu baik-baik saja.
Setelah memastikan Sekar telah menghabiskan makanan yang telah dibawakan Basuki dan istrinya, Basuki pun segera bercerita bahwa dirinya baru saja pulang dari Kediri. Di Kediri ia bertemu dengan Hendro, dan Basuki pun menceritakan semua hal tentang bapaknya Sekar itu.
“Bapakmu itu memang keras kepala, Sekar.” Begitulah katanya pada ujung cerita.
“Dia udah bukan bapakku lagi.” Sekar menjawab.
Lalu perkataan itu ditepis oleh Hana, “Ssstt, jangan gitu-dah. Tak baik bicara seperti itu.” Begitu katanya, sambil membelai lengan Sekar.
Basuki yang duduk di hadapan Sekar hanya diam memandangnya, ia tahu betul apa yang dirasakan Sekar. Dia adalah seorang anak yang sangat membutuhkan kasih sayang orang tuanya.
***
Basuki telah membicarakan itu pada istrinya. Bahwa dirinya ingin mengambil Sekar untuk merawat dan mendidiknya seperti anak sendiri. Tapi Basuki harus berpikir dua kali untuk mengambil Sekar sebagai anaknya.