Saat Saga berjalan keluar dari kampus, banyak perempuan yang menyapanya. Bagaimana tidak? Ia adalah seseorang yang cukup terkenal dikampus, selain karena wajahnya yang tampan, ia juga seseorang yang cukup pintar dan selalu bersikap ramah pada semua orang, jadi sudah pasti banyak perempuan yang menyukainya, kecuali Yasya, si perempuan yang selalu membuatnya naik pitam.
"Gue duluan ya, bro..." ucap Adit saat ia melewati Saga dengan motornya.
"Yo..."
"Na.... Ana.... tunggu!!" teriak seseorang pada perempuan yang duduk dibelakang Adit. Adit pun memberhentikan motornya. Saga yang mendengar teriakan itu pun juga ikut berhenti.
Perempuan yang bernama Ana itu segera turun dari motor.
"Ada apa, Sya?" tanya Ana pada Yasya.
"Buku lo ketinggalan," jelas Yasya dengan napas terengah karena berlari.
"Aduh. Thank you..."
"Oke."
"Yaudah. Gue pulang ya, dah...."
Ana melambaikan tangannya pada Yasya sebelum kembali naik keatas motor. Adit kembali berpamitan pada Saga. Setelah mereka berdua pergi, disana hanya tersisa Saga dan Yasya yang saling diam. Lalu saga menatap Yasya dan bergidik ngeri sebelum kemudian ia berlalu pergi.
Diperjalanan menuju halte, Saga tidak sadar bahwa Yasya ada dibelakangnya. Sesampainya dihalte, ia duduk diikuti oleh seseorang yang tidak asing lagi.
"Lo ngapain ngikutin gue sih?" rutuk Saga kesal.
"Lah. Siapa yang ngikutin lo? Gue mau pulang juga kali!"
"Oh yaudah."
Mereka saling diam sambil sesekali menatap kiri dan kanan, menunggu bus yang akan datang.
"Ck. Kenapa sih seharian ini gue harus terjebak sama siluman kayak dia?" Bisik Yasya kesal.
"Apa lo bilang?"
"Enggak," Yasya memalingkan wajahnya.
Semesta, ternyata yang namanya ramalan itu cuma omong kosong. Mana mungkin aku berjodoh dengan sipembenci sialan ini. Batin Saga.
***
Lalu bus datang dan berhenti. Mereka merasa lega karena akhirnya penantian mereka bisa berakhir. Mereka berdua segera masuk kedalam. Didalam bus itu orang orang berdesakan. Pun dengan Saga dan Yasya, mereka berdua berdiri saling berhadapan tapi memalingkan wajah satu sama lain.
Saat bus sedang berjalan dengan tenang, sesuatu membuat bus itu mengerem mendadak. Membuat Yasya tersungkur kedepan dan jatuh diatas tubuh Saga yang saat itu sedang berada dihadapannya. Mereka berdua saling tatap dengan wajah mereka yang sangat dekat. Karena Yasya bertubuh kecil, Saga menatapnya agak menunduk. Lalu mereka tersadar dari lamunan yang membawa mereka pergi.
"E.... e..... lo gak apa apa kan?" Tanya Saga gelagapan.
"Sorry, tadi gue gak bisa nahan. Jadi.... jatoh," jelas Yasya sambil merapikan Rambutnya yang digerai kebelakang.
Setelah sampai ditempat pemberhentiannya, Yasya segera turun. Saga fokus menatapnya. Hingga beberapa saat kemudian, ia tidak sadar jika senyumannya mengembang.