Rumah Tak Berpintu

imajihari
Chapter #6

Bab 6

"Halo? Ga... lo ke kampus gak hari ini?!" tanya Adit diseberang telepon saat Saga terpaksa bangun untuk menangkat telepon darinya.

"Gak. Kita kan gak ada kelas. Udah ya. Gue mau tidur lagi."

"Lo ke kampus lah. Buruan!"

"Apaan sih, Dit?!" Astaga... gue masih ngantuk berat ini!" keluh Saga sambil menggosok matanya.

"Ini penting. Buruan lo ke kampus dulu nanti gue jelasin!"

"Akh... yaudah iya. Tunggu!!"

Dengan malas Saga berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu ia hanya berganti baju dan berjalan malas menuju kampus. Baru saja ia masuk melewati gerbang, Adit menariknya dan langsung berbicara panjang lebar.

"Ga, lo bener-bener harus bantuin gue."

"Bantuin apaan sih?! Lo ngapain juga sibuk banget ke kampus?!"

"Ana, Ga. Dia udah deket lagi sama cowok lain," jelas Adit.

Saga hanya menatapnya kosong tanpa berkedip sama sekali selama beberapa detik. Ia benar benar kesal karena masalah genting yang Adit maksud ternyata tidak segenting itu.

"Gue kira lo nyuruh gue cepet cepet dateng ke kampus karena ada apaan."

"Buruan lah lo bujuk dia supaya bisa balik lagi sama gue."

"Dit. Udah deh. Kalian berdua itu udah selesai. Jangan berharap ada lagi lanjutan cerita."

"Tapi gue masih mau ngelanjutin ceritanya."

"Iya lo aja yang mau. Ana nya enggak. Udah deh lo move on. Sekarang saatnya buat memulai sesuatu yang baru."

"Gue gak bisa."

Saga memejamkan matanya dan menggelengkan kepala. Beberapa saat kemudian ia tersenyum licik.

"Hmmm. Oke. Gue ada ide buat bantuin kalian berdua balikan."

"Gimana?!"

"Nanti gue kasih tahu."

***

Saga pun menghampiri Ana yang sedang duduk dan makan mie goreng kesukaannya dikantin. Sementara Adit, dia menunggu diluar kantin dan memperhatikan Saga.

"Na!" tegur Saga.

"Apaan sih Ga?!"

"Lo katanya udah ada cowok baru ya?!"

"Iya. Lagi deket."

"Keren... beda sama si Adit dia sampe sekarang masih gak bisa move on. Dia masih aja mogok makan, mogok main game, dan juga dia suka ngomong sendiri kayak ngomong sama lo gitu. Serem," ucap Saga. Ia sebenarnya ingin sekali tertawa tapi ia tahan. Ia harus berbohong bagaimanapun caranya agar Adit dan Ana bersatu kembali. Karena kalau tidak, ia akan terus diteror oleh Adit yang minta disembuhkan dari patah hati.

"Bagus lah. Makin dia gila, makin dia gak inget siapa gue!" tukas Ana dengan mulut yang masih mengunyah mie goreng.

Saga tertegun diam. Ia kehabisan ide. Ia tidak tahu harus bagaimana cara agar Ana mau kembali pada Adit. Padahal masalah mereka sepele. Hanya karena Adit sering bermain game. Itu saja. Tapi kenapa Ana begitu sulit memaafkannya?

"Na..."

"Apa?"

"Kok lo gak maafin si Adit sih?"

"Gak."

"Kenapa? Masalah game doang. Lo maafin lah."

"Game doang?! Gara gara game, gue was was nungguin kabar dari dia. Gara gara game, dia telat nganter gue ke kampus. Gara gara game, dia lupa hari ulang tahun gue, lupa anniversary kita. Dia sibuk mabar tapi lupa ngasih kabar, dia sibuk mabar sampe gue lelah berkutat terus yang namanya sabar, udah ya? Jangan ngomongin dia terus. Capek," jelas Ana panjang lebar.

Saga kembali tertegun diam. Ia benar benar tak bisa membujuk Ana. Ana sudah terlanjur melepas lelaki yang membuatnya merasa lelah dalam menjalani hubungan. Susah rasanya ketika kita harus dipaksa kembali pada seseorang yang membuat kita memilih pergi. Dan itu yang sedang dirasakan Ana saat ini. Sejak awal hubungannya dengan Adit, Adit bersikap acuh seakan menyuruhnya untuk menjauh. Dan saat ia menjauh, sekarang Adit malah memintanya kembali. Bingung.

Saga masih duduk dihadapan Ana, ia masih bingung bagaimana cara membujuk perempuan yang terlanjur terluka itu. Sampai sebuah ide gila muncul dalam kepalanya. Ia ragu ragu mengikuti ide itu, tapi sepertinya ide ini adalah ide terbaik yang mungkin akan berhasil.

"Na..." Saga berbisik pelan.

"Apaan?"

Lihat selengkapnya