Yasya sibuk menggosok piring dengan sabun dan membilasnya. Sementara Saga, ia meletakkan piring yang sudah dibersihkan ke tempat yang seharusnya.
"Sejak kapan lo suka nulis?" tanya Saga sambil mengambil piring yang dipegang Yasya.
"Gak tau. Suka aja."
"Dan yang diterima itu buku pertama lo?"
"Iya."
"Keren. Buku apa?"
"Buku tulis! Bawel deh lo! Gue sumpel pake sponge juga nih!"
"Hehe."
***
Setelah selesai mencuci piring, Yasya berjalan ke kamar mandi untuk mencuci pakaian. Saga masih tetap mengikutinya dari belakang. Saat Yasya sibuk memilih antara pakaian putih dan berwarna, Saga berjongkok dihadapannya, memperhatikan Yasya.
"Lo mau ngapain?!" tanya Yasya ketus.
"Bantuin lo lah."
"Ya gak gini juga kali. Lo mau nyuci baju berdua sama gue? Gue itu nyucinya pake tangan. Di gosok! Tempatnya sempit! Mau dempetan?!"
"Boleh."
"Gak! Cepet keluar!"
"Yaudah, iya..." pasrah Saga.
Saat Saga hendak pergi dan menunggu Yasya selesai diluar kamar mandi, dari sudut matanya ia melihat lap pel dan ember yang menganggur. Ia pun mengambil lap pel dan ember itu. Ia memutuskan untuk membantu Yasya dengan membersihkan rumahnya saja. Dengan cepat ia berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air dan sabun pel.
"Sya. Gue ngepel aja ya? Biar ada kegiatan!"
"Gue kira lo udah pulang atau diculik alien."
"Ini gue aja lagi dirumah alien."
"Yee.... nantangin!"
"Ya maaf. Cepetan isi embernya!"
"Gak usah! Nanti aja gue yang ngepel. Lo kenapa gak pulang aja sih? Naik sapu terbang atau pake jetpack gitu."
"Yaudah gue masuk aja bantuin nyuci."
"Astaga. Kenapa sih ada orang yang kayak lo! Keras kepala!"
"Lo juga keras kepala mau nyuruh gue pergi."
"Serah!! Yaudah sini! Sini! Ah!" ketus Yasya.
Ia menyambar ember yang dipegang Saga dengan kesal lalu mengisinya dengan air. Setelah airnya diberi sabun, ia memberikannya kembali pada Saga danenyuruhnya cepat cepat pergi agar tidak mengganggu lagi.
Saga memulai pekerjaannya dari luar kamar mandi. Ia mengepel ruangan itu dengan bersih. Yasya hanya melihatnya dengan tatapan malas sambil menggelengkan kepala.
Ya udahlah. Biarin dia sibuk. Biar gak ganggu gue! Batin Yasya.
Saga lanjut mengepel mulai dari dapur, ruang makan sampai ruang tamu. Hingga Yasya selesai mencuci pakaian, Saga masih berkutat dengan lap pel dan ember yang sudah berkali kali ia minta airnya diganti. Keringatnya mengucur dari pelipis hingga leher. Tapi ia tetap mengerjakan pekerjaannya dengan tekun.
"Ga..." panggil Yasya.
"Apa?" Kepala Saga mendongak pada Yasya.
"Bisa... bantuin angkat cucian gue gak ke belakang? Mau dijemur."
"Oke..." saga berlari kegirangan kearah Yasya. Tapi ia tidak sadar bahwa lantai yang ia pel masih basah hingga ia tergelincir dan jatuh. Yasya tertawa kencang melihat hal itu. Bukannya kesal, Saga malah merasa senang karena telah membuat Yasya bahagia meski hanya beberapa detik saja.
Saga menggaruk garuk kepalanya sambil terkekeh. Ia bangkit dan berjalan kearah Yasya dengan hati hati. Sesuai dengan perintah Yasya, ia pun mengangkat ember yang penuh cucian itu ke belakang rumah Yasya untuk dijemur.
"Mau gue bantuin juga jemurnya?" tanya Saga.
"Gak usah. Ada cucian yang..... lo paham lah."
"Oh oke. Gue lanjutin ngepel kalau gitu." Saga berbalik dan hendak kembali kedalam.
"Ga!" panggi Yasya menahan.
"Apa lagi?"