Langit malam membentang luas, gelap tapi dipenuhi cahaya kecil yang berkelip. Sudah satu jam lamanya, seorang gadis duduk termenung di ranjang. Membiarkan angin malam menerpa wajahnya, masuk lewat jendela yang terbuka lebar. Matanya tak henti menatap taburan bintang.
Ada rindu yang selalu tumbuh setiap malamnya. Rindu yang tak akan pernah bisa terobati. Sosok yang dulu memanggil namanya dengan hangat, kini tinggal gema di dalam pikiran. Suara, sentuhan, dan tatapan penuh kasih itu tak bisa ia dapatkan lagi. Waktu terus berjalan, tapi rasa kehilangan itu tak pernah hilang. Rumahnya telah tiada.
Ia tersadar dari lamunannya. Tangannya terulur mengambil buku harian berwarna coklat di laci. Sebuah foto sengaja ia selipkan di sana. Dalam foto itu, ayahnya tersenyum lebar. Di sebelahnya, seorang perempuan yang selama ini hanya ia kenal lewat cerita.