Rumah Tanpa Kasih

Luv
Chapter #6

05| Panti

Saniya meletakkan sebuah amplop cokelat ke meja makan sambil berkata, "Uang bulan ini."

Bintang yang sedang membuat telur ceplok menoleh. Ia menatap amplop itu dalam diam. Bayangan empat tahun silam melintas di benaknya dengan jelas, sejelas hari ketika semuanya terjadi.

Taksi biru berhenti di depan pagar besi cokelat. Di balik pagar, berdiri bangunan luas bercat cokelat tua. Jendela-jendela besar berbingkai putih gading berbaris rapi, beberapa tirainya tertutup setengah.

Di halaman depan, taman kecil dengan beberapa bunga dalam pot berjejer rapi dan ada juga bunga liar yang tumbuh di sela-sela rumput. Beberapa anak terlihat bermain di sana.

"Turun." Suaranya pelan tapi tegas.

Remaja tiga belas tahun yang sebelumnya termenung menatap bangunan itu dari dalam mobil langsung menoleh. Ia diam, menatap wanita yang duduk di sebelahnya.

"Turun," ulang Saniya.

Bintang menggeleng pelan, wajahnya terlihat takut. "Aya enggak mau tinggal di panti asuhan," lirihnya.

Saniya turun dari mobil, lalu jalan memutar ke sisi kiri. Ia membuka pintu lebar-lebar, lalu meraih tangan Bintang, berusaha mengajaknya keluar.

"Ayo, keluar!"

Bintang menggeleng. "Kenapa Aya harus tinggal di sini?" tanyanya dengan nada parau.

Saniya tak memedulikan penolakan Bintang. Ia terus berusaha meminta anak itu keluar, ia menarik Bintang agak kencang.

Lihat selengkapnya