RUMAH TANPA RUANG

Lia Seplia
Chapter #7

07: Hidup tapi Mati

Mama mengunci pintu rumah kami lalu berjalan cepat-cepat ke rumah Mami Wina. Aku dan Jimmy mengekori Mama. Papi Daniel yang sedang berolahraga tinju dengan memukul samsak di teras rumahnya pun terheran-heran. Oh, ya, samsak itu kayak guling tetapi keras bangeeet, sehingga tidak bisa dipakai tidur. Dan aku juga baru tahu kalau memukul bisa jadi olahraga. Aneh banget deh. Memukul dilarang tapi malah jadi olahraga dan dapat piala kalau menang. Hmmm.... aneh.

Mama bertanya pada Papi Daniel, “Ada Wina, Dan?”

Papi Daniel melepas sarung tangan tinju. “Ada. Kenapa?” tanyanya.

“Ada perlu,” jawab Mama.

Papi Daniel memandangi aku dan Jimmy bergantian, lalu Mama. Kemudian, dia berjalan ke pintu dan membukakan pintu untuk kami masuk. Mama masuk duluan. Aku dan Jimmy berpegangan tangan sambil mengekori Mama.

Kami sampai di perpustakaan rumah Mami Wina. Letaknya di bagian belakang rumah menghadap taman kecil (aku tahu karena aku sering main di tempat ini).

“Wiiin...” panggil Papi Daniel sambil menggeser pintu. Perpustakaan Mami Wina punya pintu geser kayak pintu rumah Nobita di film Doraemon. Lantai perpustakaannya kayu, tidak seperti ruang lainnya yang keramik. Dari balik kaca pintu, aku bisa melihat Mami Wina sedang menggambar di tablet.

“Orin mau menemuimu nih,” kata Papi Daniel.

Mami Wina menengok ke pintu dan Mama masuk. Aku dan Jimmy ikutan masuk. Papi Daniel masuk juga, tetapi duduk di sofa. Aku dan Mama dan Jimmy menemui Mami Wina. Kami berdiri di hadapan meja besar ruangan.

“Kalian seperti mau demo,” kata Mami Wina.

“Jimmy baru saja bilang padaku kalau dia melihat Johan bersama perempuan lain,” kata Mama pada Mami Wina. “Di perumahan baru dekat sini.”

“Perempuan lain?” Aku bisa melihat kening Mami Wina mengerut. Dia lalu memandangi Jimmy dan bertanya, “Serius, Jim?”

“Di rumah yang ada patung duyungnya,” kata Jimmy.

Mama lanjut bicara. “Bisakah kamu memberitahuku siapa dia?” tanya Mama pada Mami Wina. “Seingatku, dia bilang dia dapat proyek di perumahan baru dekat sini. Kamu arsiteknya. Rumah lama yang dirombak, bukan rumah baru.”

“Ah!” Mami Wina manggut-manggut. “Yang itu...” Dia kemudian memeriksa setumpuk kertas-kertas di salah satu meja. “Aku baru ingat, memang ada kolam duyungnya. Sebentar, aku cariin.”

Papi Daniel tiba-tiba berbicara, “Johan selingkuh?” tanyanya. Aku dan Jimmy menengok ke sofa. Ekspresi Papi Daniel kayak orang heran. “Bukan temannya?”

“Dia bilang perempuan itu temannya?” tanya Mama.

Papi Daniel mengedikkan bahu. “Yang aku tahu, dia lagi ngerjain rumah teman lamanya di perumahan sebelah. Dia cerita pas kami lagi nyari notaris.”

Aku ingin mencari tahu artis selingkuh dan notaris. Tapi, aku lupa membawa Rosie bersamaku. Nanti saja deh.

“Jimmy,” panggil Mami Wina. “Apa saja yang kamu lihat, Sayang?”

“Perempuan itu kurus, Mi. Rambutnya agak pirang. Papa memeluknya dan mencium pipinya di teras rumah patung duyung,” Jimmy memberitahu. “Julie juga lihat kok.” Aku cepat-cepat mengangguk.

Aku menambahkan, “Tapi Papa nggak lihat kami soalnya kami pergi diam-diam,” kataku, sedikit membantu menjelaskan biar keren kayak Jimmy.

“Duh. Astaga...” Mami Wina cepat-cepat membolak-balik setumpuk kertas di hadapannya. Papi Daniel bangkit dari sofa dan duduk di dekat Mami Wina. Papi Daniel menggunakan salah satu komputer di meja, jari-jarinya memencet-mencet papan kibor dengan cepat.

“Sarah Nilma Agatha.” Jari Papi Daniel menunjuk layar komputer, tetapi matanya bicara pada Mama. Di layar komputer itu ada tulisan-tulisan, gambar rumah, dan sebuah foto wanita. “Ini biodata kliennya.”

Mama bergerak mendekati komputer yang ditunjuk Papi Daniel. Mata Mama agak menyipit memandangi layar. Aku dan Jimmy di dekat Mami Wina saja. Mami Wina menarikku ke pangkuannya dan satu tangannya memegang tangan Jimmy.

“Kamu mengenalnya?” tanya Mami Wina.

Mama mengangguk. “Dia mantan pacar Johan pas kuliah.” Mama kemudian menekuk wajah. Mama terlihat sedih. Papi Daniel berdiri dan menyuruh Mama duduk di kursinya. Mama menurut saja. Papi Daniel bersandar di rak buku.

Lihat selengkapnya