RUMAH TANPA RUANG

Lia Seplia
Chapter #20

20: Kalah dan Tumbang

Nyonya Sarah kembali ke tempat duduknya. Diska lepas yang dia berikan pada Pak Polisi Penyidik diurus oleh beberapa orang yang aku tidak tahu namanya. Sepertinya mereka masih satu tim dengan Pak Polisi Penyidik dan Pak Hakim Tua. Lalu, sebuah layar menyala. Sepertinya mereka mau menonton video. Belum ada gambar. Masih terdengar kersik-kersik saja.

“Tunggu...” Papa tiba-tiba menyela. Semua kepala di ruang sidang aku rasa menoleh kepadanya. Papa berbalik dan matanya mencari-cari aku. Pandangan kami bertemu. Aku menelan ludah. Papa menggelengkan kepala.

“Anak perempuanku...” kata Papa. Dia kemudian memandangi Mami Wina. “Wina, tolong bawa Julie pergi.”

“Aku mau di sini!” kataku, setengah menjerit.

“Julie, jangan lihat,” Papa bicara lagi, menggelengkan kepala. “Jangan.”

Mami Wina berdiri lalu menarik tanganku. “Ayo kita pergi ke luar, sayang...” katanya. Dia betulkan letak bandoku yang agak miring dengan satu tangannya yang lain. “Nanti kita balik ke sini lagi.”

“Nggak mau.” Aku melepas tangan Mami Wina. Mataku tiba-tiba panas. Aku jadi ingin menangis. Dadaku sesak. Mengapa aku disuruh pergi. Aku juga ingin menonton video yang mau ditayangkan. Aku bukan anak kecil lagi yang seenaknya disuruh-suruh. Aku kan sudah besar! Aku putuskan untuk tetap duduk di bangku. Aku tidak mau pergi. Aku kepit dua tanganku ke ketiak. Aku silangkan dua kaki. Aku memberengut. Aku gelengkan kepala. “Aku mau di sini aja.”

Aku melihat Jimmy meninggalkan tempat duduknya. Dia menghampiriku. Dia bertanya pada Mami Wina. “Punya headset nggak?”

Mami Wina duduk kembali di sampingku. Dia mencari sesuatu dalam tasnya. Dia lalu mengeluarkan sebuah sarung kuping. Ukurannya lebih kecil daripada punya Jimmy, dan bentuknya bulat tanpa kabel. Dia berikan pada Jimmy. “Ada lagi?”

“HP Mami juga,” kata Jimmy.

Mami Wina membuka kunci HP-nya lalu memberikan HP-nya pada Jimmy. Aku lihat Jimmy menyambungkan headset ke HP Mami Wina. Jimmy menekan tombol-tombol yang aku tak mengerti. Lalu Jimmy memakaikan headset itu ke telingaku. Aku mendengar musik. Sebuah lagu. Berbahasa Inggris.

Twinkle-twinkle little star....

Aku suka lagu itu.

Jimmy kemudian memelukku. Dia memiringkan kepalaku ke dadanya. Dua tangannya menepuk-nepuk punggungku dengan pelan. Dia seperti sedang meninabobokan aku. Aku tidak mendengar apa pun kecuali lagu yang berputar di telingaku. Lirik-lirik lagu bersenandung di kepalaku. Tanpa kusadari aku mengikuti irama musik di dalam hati. Di dalam lengan Jimmy, aku bernapas dengan tenang. Aku lihat orang di sampingku menoleh ke depan kembali. Sepertinya video dalam diska lepas Nyonya Sarah sudah diputar. Semua orang menonton kecuali aku.

 

***

 

Jimmy sudah kembali ke tempat duduknya. Aku sudah tidak lagi memakai headset dan tidak lagi mendengar musik. Aku memandangi sekitar. Tidak ada yang berubah kecuali perangkat layar yang telah dimatikan kembali. Aku mengayun-ayunkan kakiku di bawah kursi. Aku mendadak haus.

Lihat selengkapnya