Rumah Teteh

Mizan Publishing
Chapter #1

PROLOG

Sebelum meninggalkan Bandung, Rai meminta untuk menemaninya. Dia ingin mencari oleh-oleh untuk keluarganya di rumah. Dengan senang hati, aku mengiakan ajakannya. Lalu, dengan berkeliling kota, kami telusuri tempat-tempat yang biasa menjadi sasaran berbelanja oleh-oleh. Rai seorang sahabat sejak lama. Aku senang setiap kali dia berkunjung, kembali merajut keakraban dan mengejar kisah yang banyak tertinggal. Kami sangat menikmatinya.

Perhentian terakhir, kami sempatkan mampir di satu warung kopi. Kami kembali berbincang santai sebelum Rai melakukan perjalanan panjang menuju kampung halamannya. Namun, tiba-tiba keseruan perbincangan terhenti saat aku melihat raut wajah Rai berubah. Dia seperti kebingungan setelah membongkar tas selempang yang selalu dibawanya.

“Ada apa, Rai?” Aku penasaran. Dari dalam tas, Rai mengeluarkan sebuah buku kecil yang tampak sangat kusam.

“Ini buku siapa, ya?” Rai kebingungan.

“Lho, itu, kan, ada di dalam tas lo … ya, buku lo, lah, buku siapa lagi?” Aku menegaskan.

“Bukan, Brii! Ini bukan buku gue, gue enggak pernah punya buku kayak gini.”

Lihat selengkapnya