Dinda duduk di halte sendirian sambil menundukkan kepalanya, ia sedang menunggu jemputan. Sudah setengah jam lamanya ia berada di sana, tapi papanya itu tidak kunjung datang. Padahal, langit sudah mulai mendung, bagaimana jika hujan turun sekarang? Sedangkan, belum ada yang menjemputnya. Jika hujan biasa, Dinda tidak masalah. Tetapi, ia takut jika hujan disertai suara guntur.
Menghela napasnya, gadis itu mendongakkan kepala untuk melihat ke arah jalan. Tetapi, tidak ada tanda-tanda mobil papanya datang. Ia hanya melihat seorang cowok yang baru datang ke halte sambil ngomel-ngomel pada seseorang yang ada di seberang telepon.
“Pokoknya nggak mau tau, jemput gue di tempat biasa. Kalau nggak! Gue pecat lo jadi adik ipar!”
“Lo, kok, lama-lama ngeselin, ya. Bantu gue kenapa? Lagi susah ini, mobil gue lagi disita sama, Papa. Mana gue dikasih jatah uang saku dua puluh ribu sehari. Mana cukup buat naik taksi.”
“Manja banget, pakek naik taksi segala,” gumam Dinda yang tak sengaja mendengarnya.
“Iya, iya. Nanti, gue bantu lo. Jangan lama-lama jemputnya lo, udah lapar nih gue.” Setelah mengatakan itu, Dinda melihat cowok itu memasukkan ponsel ke dalam saku hoddie-nya. Kemudian, melihat ke arahnya. Saat itu juga, Dinda mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Drrtt ... Drrtt ...
Suara itu membuat Dinda menundukkan kepalanya, melihat ke arah ponsel yang digenggamnya. Ada satu pesan masuk untuknya.
From : Papa
Din, Papa nggak bisa jemput kamu. Tante Bella minta ketemu Papa, katanya ada hal penting. Jadi, kamu pulang sendiri, ya.
Dinda menghela napasnya setelah membaca pesan itu, kenapa Tante-tante Bella itu lebih penting, daripada dirinya? Memang hal penting apa? Sepenting apa? Sehingga papanya itu lebih tega menyuruhnya pulang sendiri.
“Tau, gini. Gue pulang dari tadi.”
“Camel!”
Gadis itu mendongakkan kepala lagi saat mendengar panggilan itu, hingga matanya melihat seorang cowok berseragam SMK yang sama dengannya duduk di atas motor matic berwarna hitam. Ia mengenali cowok itu.
“Camel, sini!” panggil lagi cowok itu padanya, membuat cowok yang tadi ngomel-ngomel terkekeh sendiri. Entah apa yang cowok itu tertawakan?
Dinda bangkit dari duduknya, lalu menghampiri cowok yang menjadi pacarnya itu. “Kebiasaan banget, sih, panggil, Camel. Ganti! Camel itu unta tau!” gerutunya, mungkin karena panggilan itu juga. Membuat cowok yang kini duduk di halte itu menertawakannya.
“Nama lo ada unsur Camel-nya, kan? Jadi, gue panggil nama lo, bukan panggil unta.”
“Ya, tapi nama gue Camelia, bukan cuma Camel. Gara-gara lo, gue diketawain sama dia tuh,” bisik Dinda sambil menunjuk cowok tadi lewat kode matanya.
“Udahlah, biarin aja. Ayo balik! Lo katanya dijemput, tapi gue lihat masih ada di sini.”
“Bokap gue lebih pilih pacar, daripada gue. Jadi, mau gimana lagi? Sebelum pulang mampir makan dulu, ya. Gue lapar.”
“Iya, ayo.” Dinda mengangguk, lalu naik ke motor matic itu.
***
Kuman [Kumpulan Mantan]
Anda telah membuat grup "Kuman [Kumpulan Mantan]"
Anda mengubah deskripsi grup. Ketuk untuk melihat.
Anda telah menambahkan Abrisam, Bisma, Calvin, Damian, Ersan, Fathan, Gandi, Haris, Irsyad, Jeje, Karen, Leo, Mario, Nino, Orion, Putra, Qaf, Rishav, Satya, Tama, Umay, Varrez, Widad, Xavier, Yuda, Zein.
Karen
Grup apaan, nih?
Damian
Apa-apaan ini miskah?
Satya
Ya Allah, nama grup-nya kuman.
Beneran nggak sehat, nih, yang
bikin grup.
Xavier
Dinda, lo ngapain bikin grup
beginian?
Rishav
Lo sehat, Din?
Leo
Ada acara reuni, kah?
Putra
Din, lo kurang gawe, ya. Bikin
grup ini segala.
Bisma
Din, gila lo kambuh, ya?
Zein
Gue kira ini grup apaan
orangnya kagak ada yang
gue kenal, pas liat adminnya
si Dinda. Lo ngapain ngumpulin
kita semua di sini @Dinda?
Fathan
Wah, rame ... Mantan lo banyak
juga, Din. Salken ya, gue Fathan.
Dari Jaksel.
Qaf
Salken, bro. Gue Qaf.
Calvin
Salken semua, gue Calvin. Umur 24
Ersan
Gue Ersan, dari Bandung.
Mario
Gue terkedjuet lihat grup ini. Btw, gue Mario, dari Jakarta Utara.
Gandi
Astaghfirullah, Din. Banyak banget
mantan lo ....
Salken, gue Gandi, sob.
Irsyad
Rame, bat, dah. Gue Irsyad, gue
mantan Dinda ke ... nggak tau gue.
Banyak amat mantan si Dinda.
Jeje
Adminnya cuma lo doang, Din?
Mana cuma lo doang lagi, ceweknya