Rumah Untuk Pulang

icilluis
Chapter #3

Putaran Selanjutnya

Setelah apa yang terjadi pada opa, tentu saja opa jadi tidak dapat lagi bekerja. Papa yang menggantikan opa mengatur perusahaan. Om Arya dan Om Arsa tidak dapat ikut membantu perusahaan yang sudah dirintis opa karena Om Arya sedang sibuk mengurus usahanya, sedangkan Om Arsa sudah dikontrak bekerja di perusahaan tempatnya sekarang bekerja.

Sangat disayangkan.. Perusahaan menjadi berantakan setelah opa tidak ikut andil lagi dalam mengurus perusahaan karena kondisinya sekarang dan digantikan oleh papa. Sebenarnya papa adalah orang yang cukup pandai, bahkan papa kuliah di luar negeri. Tapi papa punya kelemahan yaitu papa mudah terpengaruh terutama oleh teman - teman dekatnya. Papa bukanlah orang yang akrab dengan sanak saudara dan keluarga. Papa lebih dekat dengan teman - temannya yaitu Om Indra dan Om Edwin. Papa seakan diam - diam disetir oleh mereka berdua. Om Indra dan Om Edwin juga sering ke rumah. Oma kawatir dengan kelangsungan perusahaan yang sudah lama dirintis oleh opa. Oma selalu mencoba memberikan nasehat dan saran kepada papa serta berhati - hati dalam menjalankan perusahaan. 

"Arka.. Bagaimana di kantor?"

"Baik - baik aja kok ma. Ada Indra dan Edwin juga yang bantu saya."

"Memangnya mereka bantu seperti apa?"

"Yaaah.. Kita sering rapat tentang rencana perusahaan ke depan. Alokasi dana biar efisien dan tepat itu bagaimana dan.. banyak deh."

"Indra dan Edwin itu juga kerja di perusahaan kita?"

"Kalo Edwin sih iya. Kalo Indra dia punya usaha kecil semacam cv gitu dan udah lumayan lama. Jadi saya juga suka meminta saran ke Indra secara kan dia sudah lebih berpengalaman mengatur perusahaan."

"Tapi Arka.. Kamu harus hati - hati. Perusahaan ini hasil kerja keras papa dari sebelum menikah dengan mama."

"Iya maa.. Saya sudah tau. Mama sudah cerita berkali - kali kaan..."

Papa mengiyakan perkataan oma dan meyakinkan oma bahwa tentu saja papa akan berhati - hati dan berusaha yang terbaik untuk perusahaan. Dan benar saja apa yang oma kawatirkan akhirnya terjadi.

Sekitar setahun setelah perusahaan diteruskan oleh papa, akhirnya perusahaan pun bangkrut dan ditutup. Kondisi perusahaan yang berakhir itu pun berpengaruh ke segala arah. Pemasukan yang biasa masuk ke oma dari perusahaan kini tak ada. Hal ini membuat oma memberhentikan para pembantu rumah tangga dan supir karena tak mampu lagi membayar mereka seperti dulu tapi oma menyisakan satu pembantu rumah tangga yang paling lama bersama kami untuk tetap membantu di rumah karena rumah yang besar ini sepertinya takkan terawat hanya oleh oma dan mama. Untungnya ada Om Arya dan Om Arsa yang masih suka membantu perekonomian oma. Sedangkan papa harus menganggur dulu karena tutupnya perusahaan.

Entah kenapa semenjak papa tidak bekerja, mama dan papa jadi lebih sering bertengkar. Sepertinya mama hanya menuntut haknya sebagai seorang istri sedangkan papa meminta pengertiannya mama seperti kejadian yang pernah terjadi sebelumnya. Waktu itu Om Arka datang berkunjung ke rumah dengan anak - anaknya. Aku melihat Fani anak bungsu Om Arka yang seusia denganku membawa mainan baru yang ada di iklan tv yaitu sebuah boneka barbie yang sama persis seperti di iklan tv. Lalu aku meminta dibelikan boneka barbie itu kepada mama. Mama pun meminta kepada papa.

"Mas.."

"Ya?"

"Tadi Nia lihat mainannya Fani. Nia minta dibelikan."

"Mainan apa?"

"Boneka barbie mas.."

"Kan Nia sudah punya 2?"

"Katanya Nia boneka barbienya beda. Boneka barbie yang ada di iklan tv katanya."

"Ya sudah. Nanti saya belikan."

Tapi papa tak kunjung juga membelikan boneka tersebut. Sepertinya boneka barbie itu cukup mahal tidak seperti boneka barbie yang aku dapat dari oma saat belanja di pasar. Sampai suatu hari mama bicara kepada papa.

"Mas.. Popok Juan sudah mau habis. Saya boleh minta uang untuk belanja popok?"

"Saya lagi ga pegang uang. Tau kan saya lagi ga kerja. Minta saja ke mama."

"Tapi.. saya malu terus minta ke mama untuk keperluan anak - anak."

Papa dan mama sama - sama terdiam. Setelah itu mama berbicara lagi.

"Mas.. Bagaimana kalo saya melamar kerja. Kalo saya keterima kerja, saya bisa bantu mas juga."

"Bantu? Bantu apa?"

Lihat selengkapnya