Niat Lutfi ingin bunuh diri sore itu di pantai, Hakim sampaikan juga pada Bu Ratna. Laki-laki itu mengirim kabar tersebut lewat pesan tiga puluh menit yang lalu, ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah panti.
Hakim bukan berniat melaporkannya, dia hanya merasa bahwa wanita itu juga berhak tau karena dia wali mereka sekarang.
Kabar dari Hakim tentang Lutfi tentu saja mengejutkan wanita itu. Rasa kecewanya pada Pak Bagas, Papa Lutfi makin bertambah jumlahnya. Lihatlah akibat dari perbuatan kasar pria itu, Lutfi jadi punya niat nekat untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Tidak mau menyimpan kabar itu sendirian, Bu Ratna berniat membaginya pada Papa Lutfi. Dia ikut peduli atau tidak, kabar itu harus sampai ke telinga orang yang bersangkutan. Yang menjadi akar munculnya kenekatan Lutfi.
Disisi lain, setelah seharian menggeluti pikirannya yang rumit, Bagas baru mau tergerak untuk membersihkan teras rumahnya yang tampil berantakan dengan bekas pecahan botol kaca yang berserakan di lantainya setelah kejadian malam itu.
Dia memungut satu-persatu pecahan botol dan memasukkannya ke dalam keresek. Kegiatannya itu terhenti ketika memegang pecahan yang punya bercak darah. Darah dari kepala Lutfi yang cedera.
Pria itu menatap pecahan botol tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Pak Bagas!"
Teriakan itu membuyarkan lamunan Bagas. Dia mengangkat pandangan untuk melihat si pemilik suara. Rupanya itu wanita yang tadi pagi juga datang ke rumahnya. Sepertinya wanita itu masih ingin mengatai dia banyak hal, Bagas tentu akan bersedia mendengarkan semuanya.
"Saya punya kabar, entah itu termasuk kabar buruk atau kabar baik bagi Pak Bagas," ujar Bu Ratna. Wanita itu benar-benar akan menyampaikan berita itu pada Papa Lutfi.
Bagas tidak menjawab, dia hanya menatap Bu Ratna menunggu wanita itu menyampaikan kabar yang dia maksud.
"Karena ulah Pak Bagas, sore ini Lutfi hampir mengakhiri hidupnya!" ungap Bu Ratna.
Badan Bagas membeku seketika. Apa dia salah dengar atau wanita itu salah membagi berita?
"Apa maksud anda?*
"Lutfi, remaja itu hampir bunuh diri sore ini. Saya menyuruh dia pergi ke pantai bersama Sabita dan Hakim untuk mencari udara segar agar tidak kepikiran dengan kejadian malam itu. Tapi di sana, remaja itu nyaris menenggelamkan dirinya sendiri," jelas Bu Ratna.
"Lihat akibat dari perilaku anda ke putra anda selama ini, hati dan mentalnya pasti dan hancur sampai bisa memutuskan hal buruk seperti itu," lanjut wanita itu.
Kaki Bagas jadi lemas mendengarnya. Sejahat itukah dirinya selama ini sampai Lutfi berpikir untuk mati?
Setelah dia coba pikir-pikir kembali, perilakunya selama ini pada Lutfi lebih dari sekedar jahat. Mengatakan putranya sendiri pembunuh, mengusir, membenci dan memperlakukannya dengan tidak baik, dan yang paling parah memukul kepala putranya menggunakan botol miras hingga pecah dan melukainya.
Kenapa Bagas baru disadarkan sekarang? Kenapa baru sekarang saat berita nekat itu sampai ke telinganya?
"Lalu dimana Lutfi sekarang? Dia baik-baik saja, kan?" tanya pria itu.