“Harusnya dari dulu Kak Sal begitu, bisa lebih keras sama istri!”
Hamdan seperti mendapat angin segar saja mendengar cerita Faisal, yang sepulang kerja main ke rumahnya untuk menginap.
Nurul belum pulang dari rumah ibunya, sedang membawakan sayur asem ditemani anak bungsu yang lokasinya tak terlalu jauh. Anak-anak yang lain masih sibuk di luar, yang pertama belum pulang kerja, dan yang ke dua alias Si Nanda sedang ke bioskop dengan temannya. Jadi Hamdan dan Faisal puas mengobrol tanpa harus berjaga-jaga karena rumah sedang sepi.
“Biar tau rasa, Mbak Desi. Enggak semena-mena sama Kak Sal!” lanjut Hamdan masih belum puas. “Berarti Kak Sal tidur di kantor lagi, dari pas ribut waktu itu?”
Faisal mengangguk sambil menghisap rokoknya. Gara-gara keributan besarnya terakhir dengan Desi, sudah pasti dia semakin enggan untuk pulang. Bisa-bisa bukannya tenang, yang ada piring-piring melayang. Sekarang pria itu merasa buntu, tentang bagaimana ke depannya nanti? Apa lagi yang harus ia lakukan? Sekarang pergi dari rumah sudah, lalu?
“Cari bini baru aja, Kak Sal,” celetuk Hamdan yang seakan tersambung dengan pikiran Faisal yang sedang tersasar. Tidak kaget lagi sekarang Faisal dengan saran adiknya itu.
Belum sempat Faisal menjawab, suara motor memasuki halaman depan terdengar. Rupanya itu Nurul bersama Riska putrinya yang berusia lima tahun. Baru sampai rumah Nurul cukup terkejut melihat Faisal datang. Pantas di luar ada sepatu yang kurang dia kenal.
“Mbak Desi enggak ikut, Kak?” tanya Nurul setelah mencium tangan Faisal yang disusul Riska, namun bocah itu langsung pergi meninggalkan Faisal untuk segera menyalakan TV menonton kartun kesayangannya.
“Gimana mau ikut, orang masih pisah sama Ka Desi,” malah Hamdan yang menjawab.
Nurul terbelalak. Dia sudah dengar soal Faisal yang menginap di kantor, tapi itu kan sudah seminggu yang lalu. Tak sangka sudah sejauh ini kakak iparnya itu masih betah pisah dengan sanh istri. “Dari pada lama-lama pisah ranjang, mendingan juga cari istri baru, Kak.”
Kali ini Faisal kaget. Sempat ia melirik Hamdan yang hanya tersenyum tipis. Ternyata kompak sekali suami istri di depannya mendorong dia untuk menikah lagi. Eh, tapi Faisal sudah bisa menduga bahwa Nurul tak akan seberani itu jika bukan Hamdan yang mempengaruhinya.
“Bener kata Nurul. Kalau ada istri baru, nanti kan Kak Sal ada yang ngurusin,” sambut Hamdan. “Cari rumah baru bisa, atau ngontrak dulu kek. Dari pada terus-terusan di kantor sendirian.”
Faisal bisu, hanya sibuk menghisap rokoknya bersamaan dengan Nurul yang ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Faisal jadi bertanya-tanya sendiri, apa iya dia harus menikah lagi saja? Menerima dorongan Hamdan, Nurul, juga Indra.
Faisal ingat juga penawaran Indra. Teman sekantornya itu kemarin bilang kalau ada seorang perempuan yang ingin ia kenalkan padanya. Usianya memang cukup jauh dari Faisal yang sudah menginjak 42 tahun. Namun Indra rasa usia bukan halangan. Siapa tahu dengan perbedaan usia yang jauh itu malah jadi cocok.