Rumi dan Salah

Eka Retnosari
Chapter #3

3

Teacher Heba mengadakan lomba. Lomba tersebut boleh diikuti oleh semua personel kelas. Lomba tersebut ditujukan kepada setiap siswa. Siswa harus mengikuti perlombaan seorang diri. Ibu Rumi boleh dilibatkan sebagai pengawas. Begitu pula dengan adik Rumi. Setiap siswa harus melakukan penyelamatan terhadap kucing. Kucing-kucing rumahan tinggal di dalam rumah. Sementara kucing-kucing jalanan berkeliaran di jalanan. Setiap siswa harus melakukan penyelamatan kucing. Memberi makan kucing atau memberi minum kucing. Memandikan kucing jika kucing tersebut kotor. Menyelamatkan anak kucing yang ditinggalkan oleh induknya. Menyeberangkan kucing. Menyiapkan susu untuk kucing. Membawa pulang kucing jalanan kemudian merawatnya. Memindahkan kucing ke tempat-tempat aman seperti taman bermain. Atau taman kota.

Rumi sangat gembira karena Rumi suka kucing. Ibu Rumi menemani Rumi beserta Rayyan. Pada akhir minggu, ditemani ayah Rumi, mereka berjalan-jalan. Kawasan Sultan Ahmet adalah kawasan yang mereka pilih. Banyak kucing jalanan dan kucing liar berkeliaran. Kucing-kucing tersebut tertidur di kawasan selasar masjid dan bangku umum. Mereka memakan ikan siswa yang dibawanya dari sebuah restoran. Selasar masjid menjadi tempat pertemuan pertama Rumi dengan anak kucing. Anak kucing tersebut baru berpindah tempat. Induk kucing tersebut memindahkannya dari keramaian pasar. Grand Bazaar, tak jauh dari pedagang rempah dan pedagang sabun mandi zaitun. Ketika induk kucing tersebut memindahkannya dengan cara menggendong, anak kucing tersebut terjatuh. Usianya sekitar lima hari. Induk kucing tersebut melahirkan dalam kotak yang terbuat dari anyaman. Di bawah papan penunjuk arah sebuah toko pakaian.

Induk kucing tersebut melahirkan empat ekor kucing. Empat ekor kucing tersebut memiliki warna yang sama kuningnya. Maksud hati hendak memindahkan anak kucing tersebut satu per satu. Namun, anak kucing tersebut terjatuh dari mulut ibunya. Kemudian terselip dalam sela-sela yang memisahkan dua ruas pejalan kaki. Rumi berkata bahwa ia harus menolongnya. Ibu Rumi menghentikan perjalanan. Ia kemudian menyalakan kamera untuk mengabadikan. Rumi melakukan aksi penyelamatan kucing.

Rayyan berdiri tak jauh dari Rumi. Anak kucing tersebut mengeong-ngeong. Memanggil induknya. Induk kucing tersebut berdiri tak jauh dari bangku. Orang-orang berlalu-lalang. Dengan tangan mungilnya, Rayyan berusaha untuk memanggil Rumi. Agar Rumi segera menyelamatkannya. Anak kucing tersebut berhasil diraihnya. Ia berpindah tempat ke permukaan jalan. Rumi segera menggendongnya dengan kedua telapak tangan. Anak kucing tersebut tak henti mengeong. Induk kucing tersebut menoleh ke arah orang-orang pejalan kaki di trotoar. Induk kucing tersebut segera beranjak. Ia tak lagi mengenal anak kucing tersebut sebagai darah dagingnya.

Rumi berusaha untuk mengembalikan ingatan anak kucing. Namun, induk kucing tersebut sudah tak mengenali anak kucing tersebut sebagai anaknya. Rumi menyodorkan anak kucing tersebut ke arah induk kucing. Induk kucing segera melarikan diri. Berjalan ke arah keramaian pejalan kaki. Kemudian menghilang, tak terlihat lagi.

Anak kucing tersebut menangis di telapak tangan Rumi. Kedua matanya tertutup. Tubuhnya lebih kecil dari telapak tangan Rumi. Dada dan perutnya berwarna merah muda. Ekornya panjang dan mungil. Adik Rumi mengelus tubuh anak kucing. Ayah Rumi kemudian membeli susu kotak di kedai pinggir jalan. Susu tersebut Rumi lekatkan di muka mulut dan bibir anak kucing. Sedotan putih mungil menjadi perantara antara anak kucing dengan Rumi. Susu sapi mengalir pelan dalam mulutnya. Mereka kemudian membawa pulang anak kucing tersebut. Keesokan harinya, Rumi melakukan presentasi di depan kelas.

Foto Rumi dan anak kucing yang diselamatkannya telah dicetak. Ibu Rumi membeli alat pencetak sehingga Rumi dapat melakukan presentasi. Rumi menceritakan aksi penyelamatan yang telah dilakukannya. Teman-teman Rumi menyimaknya dengan saksama. Mereka mengajukan pertanyaan kepada Rumi. Tentang nama dan usia anak kucing tersebut. Anak kucing tersebut belum memiliki nama. Salah mengangkat jari telunjuknya kemudian menyarankan sebuah nama.

Ia berkata, nama yang paling tepat untuknya adalah Kittun. Salah seorang teman sekelas berkata bahwa nama yang tepat untuknya adalah Brian. Salah seorang teman sekelas bertanya tentang jenis kelamin. Apakah ia laki-laki ataukah perempuan. Rumi kemudian teringat saran ibunya. Jika Rumi ingin mencari tahu jenis kelamin kucing, ia harus melihatnya dari belakang. Kucing berjenis kelamin betina tak memiliki bandul. Sementara kucing berjenis kelamin jantan memiliki bandul. Kittun ditemukan dalam keadaan tak berbandul.

Kucing Rumi berjenis kelamin betina. Setiap hari, Kittun minum susu kotak dari sedotan. Tidur dalam kotak anyaman beralaskan bantal bayi. Bantal bayi tersebut pernah digunakan adik Rumi untuk terlelap selama enam bulan. Bantal bayi berwarna biru muda berisikan pasir. Saat Kittun tumbuh besar, ia akan bermain-main di sela-sela bantal donat. Adik Rumi biasa menggunakan bantal donat untuk alas leher. Ketika mereka menempuh perjalanan jauh. Antarnegara atau antarkota.

Rumi menuntaskan presentasinya. Salah kemudian melakukan hal yang sama. Presentasi di depan kelas. Salah selalu tertawa sambil membawa-bawa pistol mainan plastik. Salah selalu berjaga, kalau-kalau tentara Israel masuk melalui pintu kelas. Salah menunjukkan sehelai foto di kertas berukuran A-4. Ibu salah mencetak foto ketika Salah menemukan keluarga kucing. Satu ekor kucing betina dan lima ekor anak kucing. Mereka berwarna putih-hitam dan abu-abu.

Keluarga kucing tersebut ditemukan Salah pada Minggu pagi. Pada Minggu pagi, Salah berjalan-jalan bersama ibu Salah. Ibu Salah sedang mengerjakan naskah berita gempa di salah satu sudut kota Istanbul. Ibu Salah biasa menggunakan telepon genggam. Salah menemukan keluarga kucing di samping tanaman liar. Tak jauh dari restoran.

Lihat selengkapnya