Rumi dan Salah

Eka Retnosari
Chapter #4

4

Karena rajin bermain, atap rumah Salah bocor. Kuku kucing meninggalkan goresan kemudian lubang. Tiap kali turun, air menetes dari atap. Air kemudian menggenangi lantai. Nenek Salah terpeleset. Kepala nenek Salah terbentur ujung lemari berisikan album foto. Nenek Salah tinggal seorang diri. Saat terluka atau sakit, nenek Salah akan menunggu keadaan hingga membaik.

Kelas Rumi mendapatkan murid baru. Seorang anak perempuan Turki bernama Habibah. Ibunya bernama Meryem. Ibu Habibah bekerja di toko serba ada sedangkan ayahnya adalah seorang guru. Ayah Habibah mengajar siswa Sekolah Menengah Atas. Ayah Habibah adalah guru Sejarah.

Habibah tak terlalu suka berbicara. Saat Teacher Heba memerintahkannya untuk memperkenalkan diri di depan kelas, Habibah terdiam. Habibah berambut panjang dan berekor kuda. Ia memakai gaun merah muda. Merah muda yang sama dengan ikat rambutnya. Habibah memiliki adik bayi yang sekali waktu dibawa ibunya. Ibu Habibah menjemput Habibah setiap hari.

Habibah tak menggunakan jasa mobil sekolah. Habibah harus menghemat pengeluaran agar Habibah dapat mewujudkan cita-cita. Menjadi dokter hewan yang bertugas untuk menyembuhkan hewan-hewan sakit.

Pada bulan kedua sejak kedatangan, Teacher Heba memberikan tugas. Rumi dan kawan-kawan akan pergi ke masa depan. Di masa depan, semua orang telah berhasil mewujudkan cita-cita. Setiap siswa menyebutkan cita-cita. Rumi ingin menjadi polisi. Salah ingin menjadi tentara. Siswa lain ingin menjadi pengusaha, presiden dan pekerja tambang.

Habibah ingin menjadi dokter hewan. Teacher Heba bertanya kepada Habibah tentang alasan. Habibah pernah melihat kucing terluka. Kucing tersebut berkelahi dengan sesama kucing. Telinganya berdarah, matanya berair. Kakinya pincang. Kucing kuning-putih tersebut terkapar di trotoar. Habibah ingin menolongnya. Ibu habibah melarangnya karena kucing tersebut kotor.

Sesampainya di rumah, Habibah menangis. Ia teringat pada kucing malang tersebut. Habibah kemudian bercita-cita ingin menjadi dokter hewan. Kelak, Habibah akan menolong kucing-kucing yang terluka di trotoar. Setelahnya, Habibah akan mendirikan tempat penampungan kucing. Kucing-kucing sakit dan terluka akan ditempatkan di sana. Mereka akan dirawat kemudian diberi makan sampai sembuh.

Setiap siswa kemudian memakai pakaian dan atribut. Disesuaikan dengan pekerjaan atau profesi yang mereka pilih. Habibah memakai pakaian dokter anak. Jas putih berukuran mungil yang dibeli ibunya di pasar. Rumi memakai seragam polisi. Ayah Rumi membeli pistol mainan berwarna biru dan oranye. Salah telah memakai seragam tentara sejak hari pertama pembelajaran. Ia memiliki banyak pakaian tentara berwarna hijau. Pakaian tentara celana panjang. Pakaian tentara celana pendek. Pakaian tentara warna cokelat, dipakai pada hari Jumat. Sementara senapan yang dimilikinya adalah senapan panjang. Pun senapan kayu yang dibuatnya dari ranting pohon. Dahan kayu yang terjatuh dan terpisah dari pohon apel.

Senapan-senapan yang berbeda dibawanya setiap hari. Habibah membawa jarum suntik sebesar kepalan tangan. Jarum suntik terbuat dari plastik. Warnanya merah muda. Stateskop dibeli ibu Habibah di toko mainan. Tak jauh dari apartemen Habibah, terdapat toko mainan. Toko mainan tersebut menyediakan alat tulis, buku tulis, buku harian, dan stateskop.

Pada waktu yang sama, mereka meninggalkan ruang kelas. Rumi dan teman-teman sekelasnya menjalankan tugas. Mereka bekerja di sekitar ruang kelas dan gedung sekolah. Rumi menindak seorang pelajar kelas lima yang membuang sampah sembarangan. Rumi melupakan peluit. Untungnya Rumi tak lupa berteriak.

Salah melakukan perlawanan terhadap musuh. Salah menembakkan peluru ke arah dinding sekolah lain yang bersampingan. Habibah mengatupkan mulutnya. Ia menemukan seekor kucing yang sedang terbaring di taman depan sekolah. Ketika Habibah mengulurkan tangan ke arah dahinya, kucing tersebut melarikan diri.

Saat tiba waktunya untuk melaporkan dan melakukan presentasi, Teacher Heba bertanya. Habibah berkata bahwa kucing tersebut sakit panas. Kucing tersebut harus minum obat dan beristirahat. Rumi memberi hukuman kepada siswa kelas lima. Membuang sampah pada tempatnya.

Salah tak pernah menyerah. Ia akan menjadi siswa sekolah tersebut sampai lulus ujian. Kekalahan adalah ketika Salah pindah sekolah. Ibu Rumi memotret Rumi kemudian memajangnya di atas meja belajar. Meja belajar Rumi penuh dengan mainan. Mainan yang disukai Rumi adalah pesawat jet.

Rumi dan adik Rumi kemudian bermain peran. Rumi menjadi pesawat jet pengantar paket. Adik Rumi adalah penerima paket. Paket yang harus dikirimkan oleh Rumi pada hari itu adalah sekerat roti. Esoknya, Rumi harus mengirimkan deterjen. Ibu Rumi memiliki banyak persediaan deterjen. Selain buku, cokelat, dan keripik kentang.

Mereka bersampingan dengan pintu apartemen seorang penulis Turki. Pekerjaan sehari-harinya adalah menulis. Sebelum menerbitkan dan memasarkannya. Rumi bertugas untuk mengantarkan deterjen ke depan pintu. Penulis tersebut jarang meninggalkan rumah. Balkon apartemen adalah tempatnya menulis karya fiksi. Kadang, ia menerima tamu dan kunjungan orang dewasa.

Deterjen Rumi diletakkan di depan pintu apartemen. Keesokan harinya, deterjen tersebut telah berpindah. Saat Rumi melintasi pintu apartemen, tercium aroma deterjen. Deterjen mawar merah muda seperti mawar di Taman Gulhane. Rumi sampai pada semester akhir tahun pertamanya di sekolah.

Rumi adalah anak yang baik. Tak pernah berkelahi dan melawan guru. Kepada Salah Rumi berkisah bahwa ia akan meninggalkan sekolah. Tahun selanjutnya, Rumi akan mengikuti pembelajaran di rumah. Homeschooling.

Ibu Rumi adalah seorang Sarjana Pendidikan. Ibu Rumi sedang berusaha untuk menghemat pengeluaran. Harga sewa apartemen telah mengalami kenaikan. Selain itu, harga lauk pauk pun mengalami peningkatan.

Adik Rumi telah tumbuh besar. Ia mampu belajar secara mandiri. Sambil bertahap mengikuti instruksi dan menaati peraturan. Ibu Rumi sedang belajar mengatur waktu. Kelak, ibu Rumi akan melanjutkan pendidikan ke jenjang magister.

Salah memiliki harta warisan dari nenek Salah. Nenek Salah mendapatkan warisan turun-temurun. Dari nenek-nenek Salah. Perhiasan emas, koin emas, uang emas, dan emas batangan. Ibu Salah akan menukar emas tersebut. Agar Salah dapat melanjutkan sekolah di sekolah internasional.

Pada akhir pekan, Salah mengajak Rumi untuk bermain dan menginap. Tempat tinggal Salah tidak terlalu jauh. Ibu salah seringkali meninggalkan rumah untuk bekerja. Dua hari dan terkadang satu minggu. Salah menempati rumahnya seorang diri. Dengan keluarga kucing yang baru ditemukannya.

Salah menghapalkan Al-Qur’an. Mulai dari juz 1 hingga juz 30. Selain itu, Salah belajar menyalakan dan memadamkan lampu. Lampu kamar, lampu ruang tamu. Pun lampu kamar mandi. Salah berbelanja dengan uang jajan yang dimilikinya. Roti, mentega, telur, dan susu.

Salah tak memiliki televisi. Pun pesawat radio. Suatu hari, Rumi meminta mainan kepada ayah Rumi. Mobil-mobilan yang dapat dikendalikan oleh remote control. Ayah Salah membelikan tiga mobil-mobilan. Satu untuk Rumi, satu untuk adik Rumi. Satu lagi untuk Salah. Salah menerima mobil-mobilan tersebut dengan senang hati.

Ibu Rumi dan adik Rumi turut serta menemani Rumi menginap. Ibu Rumi membawa piyama, pasta gigi, dan sikat gigi. Sikat gigi Rumi berbentuk dinosaurus. Pasta gigi Rumi beraroma mentol stroberi. Ibu Rumi menghias kamar Salah. Dinding dan atap direkati bintang. Saat lampu padam, bintang-bintang itu akan bersinar.

Adik Rumi suka sekali melihat bintang. Ia tertawa-tawa dalam piyama bergaris. Sebelum tidur, ibu Rumi membacakan cerita. Tentang seekor kancil yang berlari di atas salju. Salju dan bongkahan es. Kelinci tersebut mencoba untuk menyelamatkan diri dari kejaran serigala. Serigala-serigala tersebut memburunya.

Kelinci putih dan mungil tersebut berlari hingga ke tengah tumpukan es. Serigala tersebut berjumlah tujuh. Mereka berhasil mendapatkan kelinci tersebut. Mereka memakan kelinci tersebut.

Mereka tidur bersisian. Masing-masing memakai piyama. Salah memakai piyama putih bergaris. Ibu Rumi membacakan cerita dalam buku cerita. Buku cerita tersebut berbahasa Turki. Salah mengucapkan selamat tidur. Ibu Salah memandu mereka untuk membaca doa sebelum tidur.

Keesokan harinya Rumi belajar untuk berjalan tanpa Salah. Salah melambaikan tangan kepada Rumi. Rumi membalas lambaian tangan Salah. Ibu Salah, Rumi, dan adik Rumi menaiki taksi. Taksi adalah alat transportasi publik yang ramai melintas. Saat ayah Rumi libur, mereka akan menggunakan bus. Atau kereta listrik, trem, dan kereta bawah tanah.

Lihat selengkapnya