Andai tak ada aral melintang di penghujung Simpang empat seperti biasa, di penghujung almanak tua yang bertuliskan angka “31” di awal musim penghujan, di penghujung hari yang sudah menyambut langit menangis saat itu, Andra sudah pasti bisa melupakannya. Kawan, persoalan melupakan itu bagi manusia memang berat. Apalagi momen yang memang betul-betul berkesan bagai benalu, walaupun dicabut secara rutin, pasti akan selalu tumbuh.
Rasa pedih pun tak tertahankan waktu gulungan film kembali terputar di ingatannya. Mozaik yang serasa hilang. Dia nampak kecewa akan gulungan film itu berputar dengan sendirinya. Bila Andra tak ikut kegiatan belajar kelompok dengan squad jenius ala kelas XIIA1 dengan domain SMA Karya Nusa terkenal seantero Pangkalpinang, ia tak akan menyambut durian dengan tangan kosong seperti yang dirasakan saat ini.
Memori kelam saat ia melihat ibunya tertabrak mobil yang tak bertanggung jawab di persimpangan itu. Persis di persimpangan empat itu. Dengan ditemani pohon Pinus yang teduh dan bertengger empat rumah yang berkawan di setiap simpangnya sama seperti terekam di gulungan film itu. Masih tak bisa membendung ingatan sepia yang kala itu bisa menerpa matanya bertubi-tubi.
Ilham menunduk seakan dia merasakan hal yang sama dengan yang terjadi pada Andra. Walau masih lengkap, ia merasa orang tuanya serasa jauh. Sebelum ia menenangkan Andra, ia berdoa agar orang tuanya tetap lengkap sampai ia melemparkan rasa bangga orangtuanya kepada anak sulung yang terkenal pintar pelajaran Kimia itu.
Andra dan Ilham teman dari kecil. Sudah 12 kelas mereka lampaui bersama, walaupun itu bukan janji mereka berdua. Secara kebetulan, Andra masuk ke sekolah itu atas saran dari ayahnya, Pak Sulaiman yang mengisyaratkan Andra bisa membuat bangga ibunya di alam sana. Ayahnya tak pernah menuntut apa-apa dari Andra sejak ia menyentuh bangku dasar sekolah.
Namun, yang terjadi adalah kekuatan akal pikiran anak ajaib itu bisa melambungkan rasa percaya ayahnya kepada ia untuk bisa menyentuh bangku sekolah yang paling tinggi. Serasa diembuskan angin untuk menyentuh bintang, itulah yang dibayangkan ayahnya selama ini. Riwayat kedua orang tuanya memang cukup untuk mengukir senyum nan lebar di peluh wajah kakek dan nenek Andra dari kedua pihak. Bukan Pak Sulaiman ataupun mendiang Ibu Sri Aisyah yang mengungkit prestasi keduanya di hadapan Andra, tapi Kakek Musa, ayah dari mendiang Ibu Sri yang melemparkan semangat Andra karena sudah menjabarkan titik-titik penting kebanggaan kedua orang tuanya itu. Keduanya sudah mencium aroma olimpiade di masing-masing bidang.
Entah karena faktor genetika atau faktor eksternal lain, Andra seakan tercermin dari kedua orang tuanya itu. Setiap bidang dia sabet dengan kepuasan guru-guru yang mengajarnya. Terutama Pak Mulawarman yang dikenal garang dengan air mukanya pahit untuk ditelan oleh pandangan seluruh pelajar di masa SMP-nya. Tapi, beliau dengan bangganya, meyakinkan bahwa Andra murid dengan nilai sempurna untuk tingkat SMP.
Dan anak itu kini tertunduk lesu dan seakan patah diterjang badai ingatan yang kelam dan kejam. Diam selama 10 menit, ia pun mengangkat wajahnya kemudian berlalu tanpa ada apa pun yang mengganjal. Empat orang lain bertanya-tanya akan anehnya kejadian itu. Kawan-kawan lain memafhumi bahwa kejadian anak yang ditinggal ibunya akibat mobil menyongsong tepi jalan dengan sembrono dan semena-mena. Namun, pemandangan Andra yang langsung berubah menjadi terang adalah suatu fenomena. Meski, sebenarnya Andra adalah si fenomenal, tapi sekuat-kuatnya manusia saat ditinggal induk betinanya dari bumi tidaklah suatu perkara yang gampang.
Menemukan sesuatu juga termasuk perkara yang tak gampang. Singkatnya, kelima squad jenius yang diisi: Ganesha Suganda si calon ilmuwan Fisika, Miftakhul Huda dengan analisis Matematika tingkat Kalkulus lanjutan, Gerardo Martin calon praktisi Biologi, Ilhamsyah Basyir dengan visi Kimia yang kuat, serta Andradi Satria yang disematkan julukan fenomenal. Mereka memang selalu langganan 90 atau 100 pada setiap pelajaran, namun karena ketertarikan masing-masing akan suatu bidang, akhirnya mereka mengobati rasa bosan selalu memuaskan dengan fokus pada bidang tertentu.