Suasana di sekolah Laras masih terasa normal, meskipun ada sedikit kecemasan yang mulai muncul di antara siswa-siswi. Pagi itu, kelas berjalan seperti biasa, dengan guru mengajar di depan kelas dan para siswa sibuk mencatat. Namun, suasana mulai berubah ketika bel istirahat berbunyi. Saat Laras dan teman-temannya, Bima, Fera, dan Andre, berkumpul di halaman sekolah, mereka melihat ada beberapa helikopter terbang melintasi langit. Jumlahnya tidak sedikit, dan bunyi baling-balingnya menarik perhatian semua orang di sekolah.
"Lihat itu!" seru Andre sambil menunjuk ke langit.
Fera yang biasanya cuek pun memperhatikan. "Kenapa banyak helikopter militer terbang ke arah kota?" tanyanya dengan nada bingung.
Laras dan Bima juga mengarahkan pandangan mereka ke langit. Mereka semua merasa ada yang tidak beres. “Pasti ada sesuatu yang terjadi di kota,” kata Bima sambil mengerutkan alisnya.
Di sudut lain, beberapa siswa mulai mendengar berita-berita aneh dari media sosial tentang kekacauan yang terjadi di beberapa bagian kota. Meskipun sekolah masih berjalan seperti biasa, desas-desus tentang serangan yang tidak biasa mulai menyebar dengan cepat. Sebagian siswa bahkan mengaku mendengar suara tembakan dari arah pusat kota.
“Aku dengar ada yang bilang kalau beberapa orang diserang di kota,” kata seorang siswa sambil menggulir layar ponselnya.
“Diserang? Oleh siapa?” tanya siswa lain yang tampak penasaran.
“Aku nggak tahu pasti, tapi katanya ada sesuatu yang aneh... Seperti virus atau semacamnya.”
Bima mendengar percakapan itu dan segera memanggil Laras dan yang lainnya. “Kalian dengar itu? Sepertinya ada hal serius yang terjadi di kota. Kita harus waspada.”
Namun, sebelum mereka bisa membahas lebih lanjut, tiba-tiba terdengar suara deru mesin helikopter semakin mendekat. Mereka semua menoleh ke langit dan melihat lebih banyak helikopter militer yang mengarah ke pusat kota A. Helikopter-helikopter itu terbang rendah, dan bisa terlihat jelas lambang militer di badan pesawat.