Malam gelap di sebuah hutan yang pepohonan tinggi dan rapat, angin tenang mengembuskan dedaunan pada setiap pohon yang tumbuh. Suara serangga dan binatang malam silih bersahutan membuat suasana hutan malam menjadi semakin khas.
Ledakan!
Tiba-tiba ada bola api yang menghantam daratan membakar dedaunan kering, seorang wanita berpakaian serba hitam terlempar dari arah kedatangan bola api tersebut. Setelah berguling di tanah yang aman dari kobaran api, wanita itu bangkit lalu bersembunyi di balik sebuah pohon besar.
“Huh, astaga, lelahnya, aku tak menyangka kalau dia jadi sekuat itu, sepertinya dia punya dendam kesumat padaku.” Wanita itu bergumam pelan, ia mengenakan celana jeans pendek dengan atasan jaket jeans pula yang serba hitam, ada tas besar di punggungnya.
Baru saja ia bernapas, tiba-tiba tekanan api yang sangat kuat menghantam pohon itu, kobarannya sampai menyebar melewati sisi kanan dan kiri pohon. Si wanita merunduk berjungkir balik di tanah lalu menggulingkan badannya ke samping melewati kobaran api yang bergerak ganas di atasnya.
Ya, kobaran api yang menyembur memang hanya di atas saja, satu meter di atas tanah sehingga wanita itu bisa menggulingkan badan di tanah tanpa terbakar, meski tetap saja suhu panas api bisa dirinya rasakan.
“Astaga, dia berniat memanggangku hidup-hidup.”
Baru saja terhindar dari kobaran api yang kini sudah membakar banyak pohon, tiba-tiba entakan kuat tanah menghantam tubuhnya, serangan itu sampai membuat wanita itu terlempar beberapa meter ke arah belakang setinggi dua meter, sebelum akhirnya punggung si wanita menghantam pohon, ia jatuh seketika.
“Itu menyakitkan.” Hanya itulah reaksi yang wanita itu keluarkan, ekspresi dan nada bicaranya terlampau santai, padahal situasinya saat ini sedang kritis.
Wanita itu buru-buru bangkit, kedua tangannya terarah ke depan membentuk perisai transparan yang mana sedetik kemudian terhantam serangan api yang kuat, api yang dihasilkan dari serangan itu langsung menyebar ke sekitar tanpa menyentuh si wanita, daerah gelap itu menjadi terang seketika akibat cahaya dari nyala api.
Dari arah depan sana, tanah naik merambat lurus menuju ke arahnya. Si wanita melompat mundur tepat waktu ketika tercipta stalagmit pada tempat dirinya berdiri terakhir kali. Lompatan mundurnya tak mendarat, melainkan terus naik tinggi lalu si wanita memelesat terbang menjauh dari sana, ya, wanita yang mendapatkan serangan beruntun itu mampu terbang.
Sedangkan akibat cahaya nyala api, sosok dua penyerang yang maju ke tempat kejadian terlihat jelas, yang satu pria dan satunya lagi wanita, mereka sama-sama memiliki cakar pada jari-jari, seluruh gigi yang menjadi taring dan kedua bola mata bersinar putih kekuningan. Dilihat dari sisi mana pun, mereka adalah makhluk supernatural yang memiliki kekuatan pengendalian elemen. Si pria yang bisa menggerakkan dan membuat sesuatu dari tanah, ia lanjut berlari mengejar. Si wanita yang dapat menciptakan api, ia menyerap seluruh api kebakaran di sana lalu sekujur tubuh yang sudah terbakar sepenuhnya itu langsung terbang mengejar wanita incarannya.
Daerah yang sebelumnya mengalami kebakaran, kini hanya meninggalkan asap dan debu bekas pembakaran saja, di sana juga kembali gelap dan hening.
Sedangkan di tempat wanita yang dikejar, ia terus terbang menjauh, meliuk-liuk di antara dahan-dahan pohon yang menghalangi jalan. Ia tak bisa terbang terlalu cepat, kegelapan malam mengganggu pandangannya, lagi pula dengan tekanan udara yang kuat, ia tak akan bisa melihat dan bernapas dengan baik. Maka dari itu, si pria yang berlari di daratan bisa menyusul.
Bongkahan tanah padat dalam jumlah banyak memelesat menuju ke arahnya secara beruntun.
“Dasar keras kepala!” geram si wanita, ketika ada bongkahan batu padat yang menghantam pohon, ia menciptakan perisai di belakang tubuhnya, sayang sekali itu tak cukup untuk melindungi diri
Dikarenakan kuatnya hantaman, tubuh wanita itu sampai terempas, hilang keseimbangan lalu berakhir jatuh dari ketinggian lima meter.