Waktu terbaik untuk mati adalah saat tengah malam, tertidur, dan orang-orang baru menyadari kalau pagi itu kamu sudah tidak bernyawa lagi.
Mungkin dengan cara itu, berhasil melambatkan waktu. Mengulur-ulur sampai akhirnya mereka yang hidup akan menangis juga, menatap jasadmu yang tidak memberikan mereka kesempatan membicarakan segala hal kepadamu untuk yang terakhir kalinya.
Dan sekarang, di pintu masuk permakaman. Maherjuna terlihat menatap jari-jarinya yang sudah tertempel tanah. Tapi dia menghindar dari orang-orang yang masih berdiri di dekat makam.
Mereka semua sedang membantu mamanya yang baru saja pingsan setelah menangis pijar. Lalu harus menerima kenyataan kalau pemakaman itu sudah selesai. Itu artinya mereka telah benar-benar saling berpisah untuk selamanya.
Sementara Maherjuna, tangannya terlihat gemetar sejak tadi dan menyadari saat ini Maherjuna sangat kehilangan adik perempuannya.