Sebelum kamu pergi. Biarkan aku menatap matamu. Biarkan aku menyadari apa yang aku dapatkan darimu.
* * *
Maherjuna merapikan bukunya sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi ke luar kelas. Sekarang sedang jam istirahat jadi Maherjuna bergegas untuk ke kantin menyusul teman-temannya yang sudah lebih dulu ada di sana. Ia melirik layar ponselnya sejenak sambil berjalan namun ketika membuka ponselnya tepat sekali Skylar menelepon.
"Halo."
"Lo gak lupa kan kalau gue menang?"
"Nggak." Maherjuna menjawabnya cepat. "Kenapa?"
"Kayak biasa dong. Biasanya kan gue yang kalah terus gue yang dapat hukuman dari lo." Skylar benar-benar terdengar bahagia di telepon. "Sekarang giliran lo yang dapat hukuman."
Maherjuna hanya memutar bola matanya malas ketika mengingat hal itu. "Seneng banget lo kayaknya."
"Jelas, gue senang banget. Seorang Maherjuna akhirnya bisa gue kalahin. Gue gak mau lo kalah sama gue doang, tapi lo juga harus kalah main sama orang lain." Skylar masih dengan tertawa di telepon. "Makin puas gue ketawanya. Makin puas juga bahagia gue."
"Berisik lo. Jangan sampai gue ngegas nama binatang di sekolah cuma karena lo." Maherjuna masih menempelkan ponselnya sambil terus berjalan menuju kantin. Walau cowok itu tidak pernah menyadari beberapa orang, terutama perempuan, terus melirik ke arahnya.
"Santai dong, Bego! Gue baru tau selama jadi teman lo di biliar, ternyata lo kelabakan ya kalau kalah," ucap Skylar lagi dan lagi menjadikan taruhan mereka sebagai hal yang patut dibanggakan. "Pokoknya lo jangan telat! Jangan lupa sama hukuman lo, Jun. Malam ini di tempat biasa, gue udah kontekan sama orangnya, dan dia mau main lawan sama lo."
"Iya," balas Maherjuna lagi, namun langsung ia matikan panggilan itu sebelum Skylar kembali mengoceh dengan hal yang menyangkut-pautkan hukumannya pada taruhan itu. "Gue gak akan kalah buat kedua kalinya."
Maherjuna kini mantap memperhatikan beberapa stan makanan di kantin sembari menimbang-nimbang ingin makan apa kali ini, tapi pilihannya tertuju pada mi goreng. Ia memutuskan untuk memesan dan tidak begitu lama makanannya sudah jadi. Tidak lupa Maherjuna membeli minum sebotol air mineral. Setelah itu dirinya langsung duduk di kursi kantin yang kosong. Bergabung juga dengan beberapa temannya yang lain.
"Hei!" Maherjuna menyapa lebih dulu teman-teman yang ia kenal di sekolah.
"Sini, Ju!" Andi memanggilnya dan langsung memberi tempat duduk untuk Maherjuna tepat di sebelah cowok itu. "Sendirian aja lo."
"Teman dia mah banyak, tapi anaknya suka sendirian." Yang lain menyahut dengan membuat satu meja itu tertawa.
"Iya," jawab Danny menambahkan. "Anaknya demen banget sendirian, fokus sama biliar mulu, main biliar setiap malam kan lo? Sampai lupa kalau teman-temannya di sekolah banyak. Lo jarang main sama kita-kita."
"Lo main biliar terus?" Andi tidak percaya dengan informasi itu karena dirinya dan Maherjuna, berbeda kelas, dan berbeda jurusan juga.
"Iya," jawab Maherjuna sambil melahap makanannya. "Gak setiap malam juga. Tapi sering main biliar, cuma gue mainnya malam."
Danny tertawa. "Ajak lah sekali-kali!"
Maherjuna tertawa mendengar itu. "Tapi lo yang sewa tempat ya? Gue sih oke kalau kalian berani bayar."
Ketika sedang asyik mengobrol sambil melahap makanannya, pandangannya teralihkan pada Geta yang baru saja memasuki kantin. Cewek itu sedang berjalan bersama dengan teman-temannya. Entah kenapa mata Maherjuna hanya tertuju pada Geta membuatnya jadi mengingat cewek itu yang sudah memukul hidungnya dengan sangat keras.
Namun sialnya, ketika Maherjuna sedang ingin melahap mi gorengnya ke dalam mulut, tangannya disenggol begitu saja oleh Danny karena ternyata cowok itu juga mengikuti arah pandang Maherjuna yang sejak tadi memperhatikan Geta.
"Diem, Bangsat!" kesal Maherjuna tidak jadi makan karena Danny mengisenginya.
"Makan tuh makan aja, Jun. Itu mata lo gak bisa dikondisikan," ucap Danny menoleh ke belakang sembari meneliti siapa yang Maherjuna lihat, tepat saat itu ia melihat ada Geta di sana. "Lihatin Geta, kan lo? Bilangnya nggak tertarik sama tuh cewek."
Danny tertawa lagi, lupa kalau mereka sedang makan. Tapi obrolan antar teman memang paling seru, bahkan sulit akan dilupakan jika ada kejadian hal lucu seperti itu. Namun sejenak Danny berhenti ketika melihat Maherjuna malah mengabaikannya. Entah Maherjuna itu pura-pura tidak tertarik atau apa?
Tetapi Danny tidak pernah menghilangkan kesempatan untuk membicarakan ini. Cowok itu adalah cowok yang mengajak Geta untuk masuk ke dalam toilet cowok lagi. Dia juga yang menjamin tidak akan ada yang menertawakannya seperti saat ada Maherjuna.