runtuh

Erlita Scorpio
Chapter #13

12

Setelah bertemu denganmu. Setelah memiliki perasaan terhadapmu. Setelahnya aku selalu sibuk mencari cara agar aku bisa terus bersamamu.

* * *

Tanpa Maherjuna beritahu pun, seorang Glori Ivegta sudah tahu di mana rumah cowok itu berada. Dan di sinilah Geta, berdiri di depan pintu rumah Maherjuna. Pintunya tidak terkunci, namun ia merasa ragu untuk melangkah masuk. Walaupun Maherjuna yang memintanya datang ke rumahnya namun ia masih orang asing bagi cowok itu.

Tetapi Geta mengumpulkan keberaniannya dan membuka pintu itu dengan perlahan. "Permisi," ucapnya memperhatikan seisi rumah.

Rumah Maherjuna tidak besar dan tidak kecil juga. Dari ukuran dan isi rumahnya, sebenarnya Maherjuna hidup dalam kecukupan. Namun tujuannya kali ini adalah untuk memastikan ibu cowok itu dalam keadaan baik-baik saja.

Geta melangkah. "Halo!" serunya memanggil namun sama sekali belum ada balasan yang datang. 

Cewek itu sudah mencari ke ruang tamu, tidak ada. Ia juga bergerak ke arah dapur, tidak ada orang selain beberapa perabot yang berantakan. Geta kini melangkah untuk membuka setiap pintu kamar yang ada di rumah ini. Dan ketika pintu keempat akhirnya ia menemukan seseorang tertidur membelakanginya.

Geta yakin ia tidak akan salah orang. Wanita rapuh yang ada di depan matanya adalah ibu Maherjuna. Kondisinya sama seperti saat Geta terakhir kali melihatnya, masih rapuh walaupun dalam kondisi tertidur pun Geta tahu kalau beliau sedang tidak baik-baik saja.

Geta tidak begitu fokus pada kondisi kamar, walaupun ia tahu benda-benda di sana mendominasi seperti kamar perempuan. Hanya saja sekarang Geta harus cepat menolong ibu Maherjuna.

"Halo, Tante?" panggil Geta mendekat, sekarang cewek itu sudah berjongkok dan mengusap tangan ibu Maherjuna. Terasa dingin dan panas secara bersamaan, ia mencoba membangunkan. "Tante ... kuat bangun? Tante udah makan belum?"

Perlahan mata itu terbuka dan menatap bingung Geta. Ia tersenyum meyakinkan agar ibu Maherjuna tidak terkejut melihatnya. Ia juga tidak akan berniat jahat di rumah ini. "Saya Geta, Tante. Saya ... teman Juna."

"Juna?" ulang Maurin tampak mengumpulkan kepingan-kepingan memori akan kesadarannya yang hilang setelah tertidur.

Geta mengangguk. "Iya, Maherjuna. Putra Tante."

Maurin bangun, menatap lekat Geta yang ada di hadapannya. "Di mana Juna?"

Cewek itu terdiam, ia tidak bisa menceritakan yang sebenarnya terjadi. Ia juga tidak mungkin semakin memperburuk keadaan ibu cowok itu. Baru Geta ingin menjawab, Maurin kembali membuka suara. "Juna belum pulang sekolah?"

Geta mengangguk lagi. "Iya, Juna masih di sekolah. Tapi Juna minta saya buat datang ke sini, supaya jadi teman Tante. Tante udah makan?"

Maurin menggeleng pelan. "Tolong bilang ke Juna ya, Vio cariin Juna dari tadi."

"Vio?" tanya Geta dalam hati, menautkan alisnya bingung. Ia seperti mengetahui nama itu namun lupa. "Iya, Tante. Nanti saya kasih tau, Juna. Tante pasti belum makan ya? Mau Geta masakin nggak?"

"Kamu bisa masak?" tanya Maurin tersenyum mendengarnya. "Vio juga suka masak. Vio selalu bantu Tante masak di dapur."

Lihat selengkapnya