Terlalu melelahkan ketika merasa memiliki orang lain yang tidak ingin dimiliki.
* * *
Maherjuna membuka matanya terkejut, ia memperhatikan jam di dinding kamarnya yang masih menunjukkan pukul dua belas. Kemudian ia melihat ke jendela untuk memastikan lagi, dan ternyata langit masih gelap. Ia mengira sudah tertidur lama dan kini terbangun dipagi hari, namun ternyata Maherjuna hanya tidur beberapa jam setelah Geta dan Skylar pulang dan sudah jelas ini tepat tengah malam.
Kalau terbangun seperti ini, Maherjuna tidak akan bisa tidur dengan cepat. Ia memutuskan untuk mengambil ponsel di meja, turun dari kasur, dan berjalan keluar kamar. Lampu-lampu di rumahnya sudah mati, Maherjuna berpikir mungkin mamanya sudah tidur.
Tidak ada suara-suara lagi di sepanjang jalan Maherjuna saat ini. Ia tidak langsung mencari Maurin di kamar mamanya itu, yang jelas Maherjuna sudah tahu kalau mamanya pasti ada di kamar Viori. Benar saja tebakan Maherjuna, ketika ia membuka pintu, mamanya tertidur seorang diri di kamar Viori.
Maherjuna memutuskan untuk menyalakan lampu, duduk seorang diri di sofa sambil membuka ponsel. Terbangun bukan pada waktu yang tepat membuatnya sulit untuk memejamkan mata. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, Maherjuna membuka media sosial untuk membunuh rasa bosannya saat ini.
Tepat saat dirinya sedang melihat status yang dibagikan teman-temannya di media sosial, jarinya berhenti pada nama Danny. Akun cowok itu baru saja membagikan sebuah video, di sana menunjukkan Danny sedang berada di sebuah kelab malam. Bersama dengan teman-teman cowok itu, Danny tampak bahagia.
Tidak berselang lama, Maherjuna tiba-tiba saja sudah mendekatkan ponselnya ke telinga. Ketika panggilan terangkat suara Danny terdengar berisik. "Kenapa, Jun?"
"Lo lagi di kelab mana?" tanya Maherjuna cepat. "Masih di sana kan lo?"
"Masih-masih. Di kelab biasa, lo tau kan tempatnya?" Danny menjawab dengan teriak karena musik seakan terus berlomba siapa yang paling keras ketika cowok itu bicara. "Ada apa emangnya?"
Maherjuna bangkit dari sofa, cowok itu mematikan lampu, dan mencoba mencari kunci motornya. Memutuskan untuk keluar rumah adalah pilihan yang tepat untuk menghilangkan rasa bosannya saat ini. Apalagi setelah dirinya berada di rumah sakit selama itu, kalau Maherjuna memiliki penyakit seperti Viori, dirinya pasti sudah muak untuk terus berada di rumah sakit.
Ia sangat bersyukur ketika Skylar mengatakan motornya baik-baik saja. Hanya perlu perbaikan kecil dan temannya itu membawa motor Maherjuna ke bengkel. Saat ini motor gede milik Maherjuna sudah bisa dipakai kembali.
Walau masih merasakan sakit, Maherjuna tetap memaksa untuk menghampiri Danny.
"Tunggu gue di kelab, Dan. Gue ke sana sekarang."
Seperti itu ucapan Maherjuna, cowok itu benar-benar pergi pada tengah malam untuk datang ke sebuah kelab. Tempat di mana Danny berada. Setengah jam untuk sampai di kelab itu membuat Maherjuna langsung memarkirkan motornya di tempat parkir yang disediakan.
Saat Maherjuna melangkah masuk ke dalam kelab, keadaan tempat itu sudah sangat ramai, matanya memperhatikan setiap sudut untuk mencari keberadaan Danny. Namun ia terkejut ketika mendengar suara gelas yang terjatuh membuat perhatiannya tertuju ke sana.
"Ada apa?" tanya bartender kepada seorang cewek yang baru saja menjatuhkan gelasnya. Maherjuna menaikkan kedua alisnya, menganggap kejadian gelas pecah seperti sudah biasa ketika seseorang sedang mabuk berat.
"Gelasnya pecah," jawab cewek itu. "Tenang gue beresin dan ganti ru--"