Tidak ada orang lain yang aku inginkan selain dia.
* * *
Hari ini ada penggabungan kelas. Semua kelas 10 dari jurusan IPA berkumpul di aula karena akan ada seminar. Termasuk kelas 10 IPA 1, kelas Geta, cewek itu kini sudah bersama dengan Reisa untuk berjalan ke aula Star Reachers School. Biasanya, seminar seperti ini pasti disukai oleh murid sekolah karena mereka tidak harus berlama-lama belajar di dalam kelas lagi.
Ketika sampai, Geta dan Reisa sudah memilih tempat duduk yang menurut mereka pas. Sebenarnya murid kelas 10 IPA tidak terlalu banyak karena SRS hanya memiliki tiga kelas saja. Jadi mereka cukup perlu fokus pada pembicara seminar di depan yang pastinya tetap terlihat jelas.
Geta duduk manis di kursinya, Reisa mulai mengajak mengobrol sebelum acara mulai. Cewek itu memang terlalu heboh mengajak bicara semua orang di dekatnya, entah pada temannya yang di belakang, di depan, atau pun di sampingnya. Reisa selalu menemukan topik pembicaraan yang Geta sendiri bingung cewek itu mendapatkannya dari mana.
Namun saat pandangan Geta terfokus ke depan, ia merasakan seseorang duduk di sebelahnya, terasa tidak asing dan membuat Geta ingin sekali menoleh untuk melihatnya. Tidak salah lagi, ketika kedua tatapan itu bertemu, Geta dapat melihat Maherjuna yang kini berada di dekatnya.
Geta tersenyum menyadari itu. "Lo duduk di sebelah gue?" tanyanya tanpa malu.
Maherjuna menatap Geta dengan cara sedekat itu, ia tidak berpaling dari cewek di hadapannya, mengangguk menjadi jawabannya sekarang. "Malas duduk sama teman-teman gue. Berisik."
"Sekarang gue percaya," ucap Geta kembali mengungkit obrolan mereka saat di parkiran. "Kalau lo gak punya pacar."
"Kok bisa?" tanya Maherjuna penasaran. Geta sendiri tidak mungkin menceritakan pertemuannya dengan Kiran malam itu, tapi mengingat jawaban Kiran--kalau cewek itu sendiri yang membiarkan Geta untuk membuat Maherjuna jatuh cinta--jelas akan ia lakukan.
"Karena lo duduk sama gue sekarang," balas Geta masih dengan senyuman manis yang terbentuk di wajahnya. "Kalau lo udah punya pacar, lo gak mungkin mau duduk di sebelah gue. Ya, kan?"
"Iya." Maherjuna menjawabnya sangat singkat.
"Lo sadar gak sih, Juna? Sebenarnya lo udah kenal gue lebih dari sebelumnya." Geta menambahkan lagi. "Sebelum pas gue bilang gue suka sama lo dan lo tolak gue, alasannya karena lo nggak kenal gue sama sekali."
Maherjuna terdiam, lagi dan lagi belum bisa melepaskan tatapannya dari cewek itu. Walaupun acara sudah dimulai namun keduanya masing asyik dengan dunia mereka masing-masing.
"Kalau lo mau tau gue lebih banyak lagi, lo bisa tanya aja!" ucap Geta menyadari kata-katanya sudah terlalu percaya diri namun ia tidak peduli. "Siapa tau, setelah lo kenal, lo bisa suka sama gue juga."
"Mungkin."
Seakan ada harapan mendengar jawaban Maherjuna, Geta merasa bahagia. Sudah sejak malam ia bertemu dengan Kiran, Geta memikirkan berbagai macam cara agar Maherjuna jatuh cinta padanya. Dengan harapan lebih besar Maherjuna bisa melupakan Kiran karena Geta baru mengetahui kalau cowok itu masih menaruh harapan pada Kiran.
"Gue orangnya nggak mudah nyerah, Jun." Geta mengatakannya lagi. Seperti tidak ada waktu untuk membicarakan ini selain sekarang. "Kalau dari awal gue bilang suka sama lo. Gue akan tetap suka sama lo."