Kamu meyakinkan diriku bahwa aku jatuh cinta.
* * *
Motor Maherjuna terus berjalan ke tempat yang tidak disebutkan cowok itu. Walaupun sebenarnya Geta penasaran tapi ia seratus persen yakin kalau Maherjuna tidak akan membawanya ke tempat aneh.
Di belakang, Geta diam-diam tersenyum senang dengan hari ini. Mungkin ia memang mengalami hal sial di perpustakaan, tapi kalau akhirnya harus berdekatan dengan Maherjuna, Geta tidak masalah.
Pikiran menakutkan tadi berhasil sirna, Maherjuna dengan mudah menjadi alasan untuk Geta tersenyum. Ia jadi tidak sabar untuk cepat sampai ke tujuan.
Akhirnya yang ditunggu-tunggu Geta tercapai ketika Maherjuna memarkirkan motornya di sebuah lahan parkir. Geta turun lebih dulu dan melepas helm. Cowok itu juga meminta helm yang dipegangnya untuk ditaruh di motor.
Geta memperhatikan, penasaran dengan lingkungan di sekitarnya. Ia memang belum pernah datang sampai ke tempat ini.
"Sekarang kita ke mana?" tanya Geta cepat.
Maherjuna tidak menjawab dengan kata-kata. Cowok itu menoleh ke arah sebuah tempat dengan nama Big Billiard. Jawaban itu berhasil membuat Geta membulat. "Jadi ini tempatnya?"
Maherjuna mengangguk sekali lagi. "Iya. Lo mau masuk, kan?"
Geta juga ikut mengangguk. "Mau banget," jawabnya cepat. "Gue dengar dari orang-orang kalau lo jago main biliar. Tapi gue nggak pernah tau, ternyata main biliar bisa lupain masalah lo."
"Nggak lupain sih," balas Maherjuna tersenyum. "Pasti gue kepikiran lagi kalau udah selesai main. Cuma ... ya seenggaknya gue punya kesibukan lain daripada mikirin masalah itu."
Anggukan Geta menunjukkan cewek itu akhirnya paham. Melihat Maherjuna bergerak, Geta juga ikut bergerak. Ia berjalan lebih dulu di depan Maherjuna. Tapi sepertinya Maherjuna tidak ingin Geta berjalan sendirian.
"Pelan-pelan jalannya. Masa gue ditinggal?" Maherjuna mengatakan itu membuat Geta tersenyum malu.
"Maaf." Geta terkekeh. "Oke, jalan bareng?"
Maherjuna mengiyakan. Hanya saja Geta membatu saat Maherjuna kini menggenggam tangannya. Mereka jalan bersisian untuk masuk ke tempat biliar itu. Geta tidak banyak bicara, hari ini Maherjuna berhasil membuat dirinya banyak terkejut.
Ini bukan mimpi, kan?
Maherjuna datang ke tempat penyewaan. Cowok itu baru saja memberikan beberapa lembar uang yang tidak Geta tahu jumlahnya. Setelah itu mereka mendatangi sebuah meja yang kini juga didatangi oleh seorang pelayan yang memberikan minuman.
"Gue yang beli, kali aja lo haus." Maherjuna memberikan segelas untuk Geta dan segelas untuk dirinya sendiri.
Geta meneguk sedikit minuman itu, ia memperhatikan Maherjuna mengambil stik biliar yang sudah tersedia di atas meja. Bola-bola juga tersusun rapi.