runtuh

Erlita Scorpio
Chapter #25

24

Sebenarnya siapa antagonis dicerita ini?

* * *

Geta memperhatikan motor Maherjuna yang sudah menjauh dari rumahnya. Cowok itu memang baru saja mengantarnya pulang. Sejenak ia terdiam memandangi ponselnya yang sudah menunjukkan pukul delapan malam. Rumahnya yang terlihat sepi menandakan kalau mamanya belum pulang kerja.

Dengan sisa uang yang Geta punya, cewek itu memutuskan untuk memesan ojek online. Tidak lama ia sudah jalan pergi lagi untuk datang ke suatu tempat. Menemui seseorang yang dapat menjawab semua kebingungan Geta.

Ojek yang membawa Geta kini berhenti di sebuah rumah begitu besar. Napasnya terasa tidak tenang, ia begitu tidak nyaman untuk datang ke rumah ini. Tapi untuk menerima jawaban yang benar memang hanya ada pada orang itu.

"Non Geta?" Suara itu membuat Geta membalikkan badan dengan cepat. Ia begitu terkejut ketika ada orang yang memergokinya. "Alhamdulillah, Non, akhirnya datang juga ke rumah. Bibi kangen."

Geta tersenyum kecil karena melihat wanita tua di hadapannya ini masih saja mengingatnya. Beliau adalah pembantu di rumahnya dulu, namanya Bi Ima. Beliau menjaga Geta dan Ivar dari kecil, Geta tidak menyangka kalau Bi Ima masih bekerja di rumah papanya. Tidak heran kalau Bi Ima merindukannya, mengingat sudah lama Geta tidak berniat untuk bertemu mereka. Kini hanya Ivar yang selalu ditemui oleh Bi Ima.

Walaupun Bi Ima ingin bekerja bersama mama Geta. Tapi Geta tahu alasan mamanya tidak menerima Bi Ima di rumahnya yang kecil itu, mamanya tidak punya uang untuk membayar gaji. Untuk bisa hidup berdua dengan Geta saja cukup sulit apalagi ditambah satu orang.

"Non Geta mau ketemu siapa?" tanya Bi Ima lagi. "Den Ivar atau ... papanya Non?"

"Ivar, Bi." Geta menjawab cepat. "Ada di rumah gak ya?"

Bi Ima menggeleng. "Maaf, Non Geta. Den Ivar lagi gak ada di rumah, sudah dari tadi kayaknya keluar. Gak ada orang di rumah ini, Non. Apalagi papanya Non, jarang banget."

Geta mengangguk paham. Ternyata belum sepenuhnya berubah. Papanya memang sejak dulu jarang berada di rumah.

"Coba aja ada Ibu dan Non Geta di sini. Pasti rumah ini gak sepi." Bi Ima mengatakannya dengan penuh harap. Tapi Geta tidak bisa mengaminkan permintaan itu. Tidak semudah itu untuk bisa kembali seperti semula. Geta tidak mau berharap banyak jika papanya saja tidak pernah terlihat sedikit pun untuk berubah.

"Ya udah deh, Bi." Senyum Geta menaik sedikit. "Aku pulang aja. Gak usah kasih tau siapa-siapa ya kalau Geta datang ke sini."

"Mau pulang naik apa, Non?" tanya Bi Ima cepat. "Pakai mobil saja ya? Nanti Bibi minta sopir antar Non sampai rumah."

"Gak usah, Bi."

"Non Geta!" Bi Ima tetap memaksa. "Gak apa-apa. Daripada harus bayar ojek, lebih baik Non Geta simpan uangnya. Salam buat Ibu, Non. Bibi kangen banget."

Bi Ima memeluk Geta dengan erat. Sebentar sampai akhirnya pelukan itu selesai. Hangatnya pelukan Bi Ima masih terasa seperti dulu. Tapi beliau tetap sanggup berada di rumah yang terasa begitu dingin bagi Geta.

"Terima kasih, Bi." Geta tersenyum lagi. "Aku salamin ke mama."

"Tunggu dulu ya, Non. Mau siapin mobilnya." Bi Ima pergi setelah mengatakan itu.

Geta sendiri memutuskan untuk menunggu di depan gerbang. Ia berdiri di sana dan menunggu mobil yang sedang disiapkan untuk mengantarnya pulang. Sayangnya ia tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Ivar, orang yang dicarinya sedang tidak berada di rumah.

"Ivar!"

Terdengar seseorang memanggil dengan nyaring. Geta langsung menoleh ke asal suara. Ia yakin baru saja mendengar seseorang memanggil nama Ivar, saudara kembarnya. Geta mencari-cari dan akhirnya menemukan seorang cewek yang baru saja turun dari motor. Matanya mencoba memperjelas lagi, benar saja cowok yang membawa motor adalah Ivar sendiri.

Geta bersembunyi di dekat pot tanaman. Berharap Ivar dan cewek itu tidak melihat keberadaannya. Cewek itu jelas bukan Viori, tidak seperti di foto yang berada di kamar adik Maherjuna. Lagi pula Viori telah meninggal dunia dan itu pertanyaan yang sejak tadi bersarang di kepalanya. Kenapa Ivar dan Viori bisa dekat? Bagaimana bisa mereka berdua saling mengenal?

Ivar sendiri membuka helmnya dan menatap cewek di hadapannya. "Bokap sama nyokap lo nanti khawatir kalau lo gak pulang."

Lihat selengkapnya