Lebih baik pergi dari hidupku kalau kamu hanya ingin menyakiti.
* * *
Geta dan Reisa sama-sama berjalan ke kantin ketika bel istirahat berbunyi. Namun pandangannya terhenti pada keberadaan Maherjuna yang kini sudah menyantap makanannya. Bersama dengan teman-temannya, Maherjuna tidak menyadari tatapan Geta karena keadaan kantin juga memang sedang ramai saat itu.
Hanya saja Geta merasa tidak tenang. Ia menyadari kalau sesuatu sudah terjadi malam itu. Sampai detik ini Maherjuna bahkan tidak bertemu dengannya dan ingin berbicara lebih dulu.
Reisa yang merasa keanehan Geta bertanya-tanya. "Lo kenapa sih, Get? Kenapa lo merhatiin Maherjuna sampai segitunya?"
Belum beralih Geta memperhatikan Maherjuna, ia tidak mempunyai jawaban yang pasti kepada Reisa karena Geta sendiri tidak tahu kenapa bisa berakhir seperti ini.
"Lo udah jadian sama Maherjuna?" tanya Reisa lagi. "Yang gue ingat terakhir kali kan lo cerita kalau dia bilang suka sama lo. Tapi apa gue salah tebak ya? Karena muka lo sekarang gak kelihatan bahagia, Get."
"Kayaknya dia malah benci gue sekarang, Sa." Geta menjawabnya dengan pelan namun masih bisa didengar oleh Reisa.
Cewek itu kini terbelalak. "Kok bisa? Apa alasannya tiba-tiba dia benci sama lo?" tanya Reisa lagi.
Geta bangkit dari tempat duduknya tanpa menjawab pertanyaan Reisa. Kalau diam saja, tidak akan tahu sampai kapan masalah ini selesai. Walaupun di sana ramai dengan teman Maherjuna, termasuk Danny, tapi Geta yakin kalau bukan sekarang akan kesulitan menemukan Maherjuna saat cowok itu kini menjauh.
"Geta!" teriak Reisa memanggil karena dia sama sekali tidak tahu temannya itu akan melakukan apa. Tapi sejak awal Reisa tahu, bukan Glori Ivegta namanya kalau hanya diam.
Tetapi Geta terus berjalan sampai akhirnya cewek itu berdiri tepat di dekat Maherjuna. Bukannya Maherjuna yang sadar akan kehadiran Geta, tapi teman-temannya yang kini mendongak dan memperhatikan kehadiran Geta di sana dengan bingung.
"Gue perlu bicara sama lo," ucap Geta untuk mendapat perhatian dari cowok itu. "Karena kalau lo menjauh, masalah ini gak akan selesai, Juna."
Maherjuna mendengarnya, tapi dia tetap diam dan membiarkan Geta hanya berdiri tanpa mendapatkan jawaban. Sementara Danny yang mendengar tampak menaikkan alisnya. "Ada masalah apa lo sama Juna?"
"Ini urusan gue sama Juna," balas Geta lagi. "Lo gak berhak tau."
Maherjuna menghentikan kegiatan makannya. "Lebih baik lo pergi dari hadapan gue," ucapnya kini mengarah tepat kepada Geta yang terdiam mendengar kata-kata cowok itu.
"Kenapa?" tanya Geta lagi. Pandangannya terfokus pada Maherjuna. "Kenapa gue harus pergi?"