Mudah caranya untuk menjauh. Buang rasa cintamu terhadapku mulai detik ini.
* * *
Geta berdiri tepat di depan Big Billiard. Cewek itu baru saja turun dari ojek hanya untuk bertemu dengan Maherjuna. Helm putih di tangannya sekarang menjadi tidak berarti ketika bukan cowok itu yang mengantar dirinya pergi.
Ketika Geta sudah sampai di dalam, keadaan biliar memang tidak jauh berbeda dengan yang terakhir Geta datangi. Ia langsung melihat ke salah satu meja yang ia yakini tempat itu memang langganan Maherjuna.
Cowok itu kini berada di sana dan tidak menyadari keberadaan Geta. Maherjuna sibuk bermain biliar bersama dengan Skylar. Dengan langkah yakin, Geta kini mulai mendekati tempat itu sampai akhirnya yang menyadari pertama kali keberadaan Geta adalah Skylar.
"Gue mau bicara sama lo."
Suara Geta berhasil menghentikan gerakan Maherjuna yang ingin memukul bola dengan tongkatnya. Tetapi sepertinya cowok itu memang tidak ingin menoleh ke arah Geta. Sekarang hanya Skylar yang menyadari kalau keadaan dua orang di hadapannya sedang tidak baik-baik saja.
Helaan napas berat dilakukan Geta. "Kenapa jadi gini sih?" tanyanya cepat. "Kenapa jadi gue yang salah di mata lo?"
Geta merasakan pandangannya buram saat air matanya tertahan. Ia tidak ingin cepat menangis tapi terlalu sakit saat Maherjuna menjauh dari dirinya. Cowok itu bahkan tidak mau memahami apa yang telah terjadi.
"Gue memang kembaran Ivar." Ucapan Geta terdengar, baik Maherjuna dan Skylar, keduanya tidak lagi bermain. Mereka saling diam, terlebih Skylar yang bingung harus merespons apa. "Tapi gue sama sekali gak ada sangkut paut apa pun sama dia. Gue bahkan gak tau kalau kecelakaan lo waktu itu karena dia. Gue gak tau uang dua ratus juta punya lo diambil sama dia atau nggak."
Suara Geta kini menarik perhatian beberapa orang di sana yang melihat ke arah cewek itu. Tatapan bertanya terjadi apalagi ketika Geta merasakan air matanya mulai terjatuh membasahi pipi.
"Gue baru aja senang lo suka sama gue."
Tidak ada yang bisa Geta lakukan selain mengungkapkan apa yang telah dirinya dan Maherjuna lalui. Ia mengusap cepat air matanya agar bisa terus kuat menghadapi masalah ini.
"Kalau gini akhirnya, sia-sia dong gue bilang suka sama lo?" tanya Geta dengan meninggi. "Sia-sia gue berjuang buat dekat sama lo kalau sekarang ... lo bahkan gak mau bicara sama gue, Juna."
Air mata Geta tanpa diminta makin deras, ternyata ia sudah menumpuk perasaan sesaknya berhari-hari. Detik ini ketika keberaniannya sedang terkumpul untuk bertemu dengan Maherjuna, emosinya meledak-ledak.
"Lo mau gue lakuin apa? Menjauh dari lo?"
Maherjuna belum juga menatap mata Geta. Yang dilakukan cowok itu hanya tidak mengacuhkannya.
"Gimana caranya gue menjauh, Juna? Bisa kasih alasan kenapa lo suruh gue menjauh?" tanya Geta lagi. "Disaat gue bahkan belum benar-benar dekat sama lo. Gue suka sama lo. Lo juga bilang suka sama gue. Tapi tetap aja, kita belum jadi apa-apa."
Geta mengangkat helm berwarna putih di tangannya. "Helm ini jadi gak berguna buat gue. Karena yang janji buat antar gue setiap hari udah gak ada lagi."
Skylar mendengarkan setiap ucapan yang Geta katakan. Sama seperti Maherjuna yang juga masih terdengar kalau Geta berbicara kepadanya.