runtuh

Erlita Scorpio
Chapter #37

36

Selama aku pikir semuanya akan baik-baik saja. Aku tetap bertahan untuk bisa bersamamu.

* * *

"Jadi karena itu dia sekarang benci sama lo?"

Mendengar pertanyaan Reisa malah membuat Geta jadi makin sedih. Ia memang sudah menceritakan yang telah terjadi ke Reisa. Memang selama ini cewek itu tidak tahu detail tentang Geta dan Maherjuna. Tapi sekarang Reisa cukup terkejut mendengarnya terutama tentang Ivar, kembaran Geta.

"Baru gue kasih tau lo kan kalau dia bilang suka sama gue, Sa?" ucap Geta bersandar pada kursinya. Kelas memang belum mulai jadi Geta dan Reisa masih sempat mengobrol sampai guru datang. "Dan gak taunya ... Maherjuna juga yang bilang gue harus pergi jauh-jauh dari dia."

"Tapi, Get, yang dilakuin Ivar udah kelewatan." Reisa mengatakan pendapatnya. "Wajar memang kalau buat Maherjuna marah. Ya meskipun gak seharusnya dia juga marah ke lo. Cuma gue juga bakal bingung sih kalau jadi dia, udah mulai suka sama lo tapi sayangnya lo dekat sama Ivar, cowok yang jelas-jelas udah buat masalah sama adiknya."

"Gue sebenarnya gak mau cerita tentang Viori yang kita lihat sendiri makamnya." Geta mengembuskan napasnya berat. "Cuma gue udah gak tau lagi harus gimana selain cerita ke lo, Sa. Gue juga gak pernah mau tau kehidupan Ivar, gue mencoba gak peduli sama hal yang nantinya akan buat gue ingat bokap lagi. Tapi ternyata semuanya malah kejadian yang akhirnya kayak gini."

Termasuk Maherjuna yang udah ketemu bokap gue. Geta melanjutkannya dalam hati.

"Bokap gue orangnya kasar, Sa. Dia memang punya banyak uang, dari dulu hidup gue dan Ivar gak pernah merasa kekurangan, tapi karena itu juga kehidupannya bebas. Bokap selalu main perempuan, Sa." Geta mengingatnya. Akan selalu mengingat itu semua. "Dia bisa baik ke perempuan lain, tapi selalu kasar ke istrinya sendiri. Setiap bokap ada di rumah, suasana di rumah gak sebaik dulu. Gue gak tau sebenarnya masalah nyokap bokap gue udah terjadi dari kapan, tapi gue baru paham saat gue lihat nyokap nangis sendirian dan besok paginya gue lihat sendiri kalau muka nyokap gue lebam."

Geta memang tidak menangis tapi Reisa berusaha sebisa mungkin mengusap bahu temannya itu agar membuat Geta tenang. Masalah keluarga cewek itu memang sudah cukup lama terjadi, Reisa pun tidak ada hak untuk memberi saran apa-apa selain mencoba memahami dan mendengarkan kegelisahan Geta.

"Gue gak mau kalau Ivar punya sikap yang sama buruknya kayak bokap gue." Geta menatap temannya itu dengan perasaan yang sama sekali tidak tenang. "Tapi dia malah kayak gitu, Sa. Dia sakitin Viori, dia buat adik Maherjuna punya masalah. Dan berengseknya dia bahkan tidur sama cewek lain."

"Gue jadi sedih, Get, dengarnya. Kalau ada Viori di depan gue, udah gue peluk dia dan bilang jangan berharap apa-apa sama cowok kayak Ivar."

Geta mengangguk menyetujui. "Mungkin kalau gue jadi Viori, gue juga merasa sedih banget. Gue tau gimana sakit hatinya kalau pacar gue sendiri selingkuh."

Bel masuk berbunyi, pelajaran sudah dimulai ketika gurunya masuk ke dalam kelas. Geta dan Reisa menyiapkan keperluan belajar mereka. Geta sendiri mencoba fokus untuk pelajaran hari ini, meskipun sejak tadi pikirannya sedang tidak henti-hentinya antara Maherjuna, Viori, dan Ivar.

"Terus apa yang mau lo lakuin, Get?" tanya Reisa berbisik. "Lo gak mungkin mau kan kalau selamanya Maherjuna gak bisa lo dapatin?"

Lihat selengkapnya