Selasa, 11 Musim Hujan, Tahun 23XX. Malam
Jam digital sudah menunjukkan pukul 10 malam. Keadaan kota masih terus berjalan, dengan vervoer yang berlalu lalang, dan gedung pencakar langit yang menyala membuat suasana kota pada malam hari tidak mengerikan.
Dengan pikiran yang sudah kembali tertata, aku membuat beberapa kesimpulan selama perjalananku menuju cafe yang disebutkan Loey. Pertama, ada kemungkinan teman-temannya saat dia masih di jalanan berada di cafe tersebut. Kedua, saat dia masih di jalanan ada kemungkinan dia selalu mendengar nama minuman itu, sehingga dia penasaran dan ingin mencobanya. Ketiga, kemungkinan yang paling tidak mungkin, yaitu 'itu' adalah sandi rahasia yang tak sengaja dia dengan waktu masih di jalanan.
"Nona, kita sudah sampai di tujuan." Suara dari vervoer membuatku terkejut dan bergegas turun dari vervoer.
Perlu kalian ketahui, selain keunggulan yang pernah aku sebutkan sebelumnya. Vervoer juga bisa berbicara, auto pilot, dan simpelnya dia mempunyai kecerdasan buatan. Tenang saja, vervoer tidak akan mencelakakan manusia kecuali dia diretas. Karena tujuan utamanya adalah membuat penumpang merasa nyaman dan aman.
Toko dessert ini terhimpit dua gedung bertingkat. Dari luar penampakannya tidak terlalu mencolok dan seperti kata Loey toko ini terkenal. Lihat lah, suasana toko masih ramai saat dilihat dari jendela besar cafe.
•
•
Kring
Bel penyambut tamu berbunyi saat pintu di buka. Suasana di dalam cafe hangat dan penuh dengan aroma kopi. Saat hendak melangkah menuju meja pesanan, seseorang berbadan besar dan berbaju santai menghalangiku.
"Hei!" Aku membentak orang itu. Bukan hanya satu orang, sekarang ada dua orang berbadan besar menghalangi jalanku.
"Maaf madame, tapi sekarang cafe ini sudah tutup." Ucap salah satu dari mereka berusaha untuk mengusirku secara halus.
"Ya, aku bisa take away. Tidak akan lama, kue kalian juga masih banyak." Balasku sambil menunjuk etalase kue.
Dua orang itu saling berpandangan, "tidak bisa madame." Kali ini yang satunya angkat bicara.
Aku merengut kesal. "Oke, lain kali jika kalian sudah tutup, papan penanda jangan lupa untuk diganti. Supaya orang-orang tidak terlanjur terlalu kecewa seperti diriku." Aku membalikan badan, berjalan dengan kesal menuju pintu.