RUSH ROMANCE

Herlan Herdiana
Chapter #2

Terong

Katanya air hasil rebusan mie instan itu gak boleh dimakan, itu menurut mitos sih. Katanya air itu mengandung lilin yang digunakan sebagai pengawet mie instan-nya, apa benar ada orang yang cukup waras memasukan lilin kedalam makanan? Dikolom komposisi kan tidak ada. Tapi meskipun memang benar ada lilin tercampur, pasti gak akan ditulis dikemasanya juga sih. Dan juga mie instan ini sudah lolos sertifikasi MUI, BPOM, dan pasti sudah dipotong pajak PPN. Jadi seharusnya kita gak usah khawatir, dengan rumor yang tidak jelas darimana asalnya. Lagian Aku juga gak akan memakai air rebusanya sekarang, karena yang kumasak ini adalah mie goreng.

Tunggu! Kenapa semua mie matangnya ada didalam wastafel? Pantas penyaringan yang kupegang ini terasa ringan, salahku juga yang menuangkanya sambil melamun. Oh iya, ini adalah hari keduaku absen dari sekolah, sebenarnya Aku pura-pura sakit sih. Setelah pulang dari menembak Devia, Aku tidak menghidupkan alat komunikasi satupun, main game juga nggak mood, Aku hanya uring-uringan sepanjang hari, sambil memikirkan jalan keluar yang paling tepat menghadapi situasiku sekarang. Dan tentusaja sampai sekarang jalan itu nggak ketemu.

Stok mie instanku habis lagi! Di kulkas ada beberapa sayur, tapi Aku tidak bisa memasaknya, daripada gagal dan gak kemakan, lebih baik Aku pesan makanan lewat ojek online saja. Sebenarnya beberapa blok dari sini ada warung, tapi karena sekarang jam pulang sekolah, untuk alasan moral sebaiknya Aku tidak berkeliaran dulu.

Dan untuk situasi seperti ini, Aku punya HP cadangan yang tidak berisi media sosial apapun, jadi tidak ada seorangpun yang bisa melacak-ku, nampaknya bakat residivisku kali ini bisa berguna. Baiklah! Sebaiknya Aku pesan cemilan juga, menu utamanya Ayam goreng bumbu pedas level 15, kentang goreng, minuman soda, terakhir hamburger porsi besar, dan tekan OK. Meskipun fikiran sedang mumet, perut kita tidak boleh kosong, nanti kalau sakit beneran gimana kan?

Sekarang pembayaranya? COD saja! Dan tinggal menunggu!

Aku ketiduran! Baru 30 menit sih, dan ada beberapa misscall dari pengemudi Ojolnya.

“TEEET!!” Bel rumahku berbunyi,

Waktu yang pas! Ada untungnya juga Aku ketiduran, jadi Aku tidak perlu menunggu pesanan dengan perut keroncongan. Ah! Langkahku terasa ringan kalau saat seperti ini!

“Krek!” Suara pintu yang terbuka.

Devia dan Anelis ada di depan pintu rumahku, saat ini.

“Sebentar ya!” Lalu Aku meninggalkan mereka, dan menutup pintunya kembali.

APA YANG SEDANG TERJADI? Tunggu! Sebaiknya Aku tenang dulu! Jika berfikir dengan logika sederhana, mereka berdua sekarang adalah pacarku, dan tentusaja akan khawatir jika Aku tidak masuk sekolah selama dua hari, apalagi alasanya sakit. Tapi kenapa mereka harus barengan? Gak mungkin kan mereka janjian dulu untuk datang bareng! Dan darimana mereka tahu alamat rumahku, apa mereka mencari tahu lewat guru, atau lewat internet. AAARGH! Perkembangan jaman mengarah pada jalan yang mengerikan sekarang!

“Silahkan masuk!” Ya sudah, Aku tak mungkin mengusir mereka juga kan.

“Permisi!”

Sekarang kami duduk diruang tamu, apa Aku harus menyuguhkan minuman seperti tuan rumah yang baik? TIDAK! Sekarang bukan saatnya bersikap normal, jika salah satu dari mereka mengungkit kejadian dua hari lalu, keadaan sekarang akan menjadi kacau. Sebaiknya Aku menjaga arah pembicaraan, supaya tidak menyinggung tentang hubungan antara kami bertiga.

Devia, “Nama kamu Anelis kan? Kalau boleh tahu, apa hubungan kamu dengan Hasswel? Dan kenapa Kamu menjenguknya?”

LANGSUNG! TANPA BASA-BASI! MENUJU KE INTINYA! Ya sudah, semuanya sudah berakhir. Lebih baik, sekarang Aku katakan saja apa yang sebenarnya terjadi dua hari yang lalu.

Anelis, “Aku sama Ka Hasswel udah kenal lama. Aku kesini karena mau benerin laptopku, kayaknya kena virus! Aku bahkan gak tahu kalau Ka Hasswel sedang sakit!”

Devia, “Oh gitu!”

Anelis! Apa kamu itu seorang malaikat!

Anelis lalu tersenyum padaku dengan senyuman jahat,

Nampaknya bukan! Dengan sikapnya seperti itu, sudah jelas dia menyembunyikan sesuatu!

Anelis, “Kalau Kakak sendiri? Gimana? Apa kalian udah saling kenal sebelumnya?”

“Kalau itu.....!” Aku mencoba beralibi,

Devia, “Tentusaja Aku datang kesini sebagai perwakilan kelas! Apa itu terdengar aneh?”

Ada apa ini? Apa Aku tidak diizinkan untuk bicara?

Anelis, “Sama sekali enggak!”

Kenapa suasananya menjadi mencekam begini? Siapa saja! Tolong keluarkan Aku dari situasi ini!

Devia, “Keringat kamu banyak sekali! Kalau Kamu masih sakit, lebih baik istirahat aja dulu!”

Bukan! Ini bukan karena sakit! Aku hanya sedang mengalami cemas yang berlebihan! Tapi baguslah kalau kelihatan seperti orang sakit, setidaknya Aku tidak perlu berbohong sekarang!

“GROOOK!!” Perut sialanku berbunyi,

Anelis, “Kakak kayaknya belum makan ya?”

“Iya!” Ya, tapi tenang saja! Makananku sedang dalam perjalanan sekarang.

Devia, “Apa Kamu ada makanan? Atau kita pesan makanan lewat Ojek Onlen aja?”

“Aku.....”

Anelis, “Jangan! Kalau mau cepat sembuh, lebih baik Kakak jangan makan yang aneh-aneh dulu!” Lagi-lagi Aku tidak diizinkan bicara!

Lalu bagaimana dengan nasib pesananku?

Devia, “Kan bisa kita pesen bubur!”

Anelis, “Tapi pesen makanan itu lama, belum lagi bikinya, belum lagi dianterinya, itu akan makan waktu!”

HP yang kusimpan di dekat TV menyala, mungkin itu adalah telepon dari pengemudi Ojol-nya. Aku sengaja menyetelnya dalam mode sunyi dan tanpa getar, jadi mereka berdua tidak menyadarinya. Bagaimana ini? Aku tidak punya ide untuk mencari cara mengambil hp itu, dan bagaimana kalau bapak Ojol itu datang sekarang? Apa yang akan kukatakan nanti?

“TEEET!” Suara bel pintuku berbunyi.

Terlambat!

Baiklah! Sekarang Aku akan kesana, mengambil pesananku, menyembunyikan pesananya entah dimana, lalu bilang kalau itu adalah orang salah alamat. Itu sempurna!

Anelis, “Lebih baik Aku saja yang buka!” Sambil berlari ke arah pintu.

“Tu......!” Aku tidak bisa mencegah Anelis.

Kenapa reaksiku sangat buruk? Dan kenapa juga para gadis ini bersikap sangat agresif? Disaat seperti ini aku benci emansipasi wanita.

Bagaimana ini? Apa yang akan Anelis lakukan ketika Ia membawa makanan itu kemari? Apa Dia akan melemparkan makanan itu ke mukaku? Itu kayaknya gak mungkin! Tapi yang mungkin adalah, kegiatan pura-pura sakitku akan dicurigai. Sebaiknya Aku bersiap untuk kemungkinan terburuk!

Anelis datang,

Lihat selengkapnya