Kenapa semuanya jadi begini?
Padahal tadi keada’anya baik-baik saja, ketika Dia memberiku seragam karyawan ini. Kenapa juga Aku harus punya inisiatif mengecek celana dalam itu?
Pake tangan langsung lagi! Padahalmah biarin aja ya kan?
Ketika itu dimasukan kedalam mesin cuci, semuanya pasti akan membaur begitu saja degan pakaian yang lain. Dan kita tidak akan pernah tahu, kalaupun misal ada nyelip satu atau dua celana dalam didalamnya. Kecuali nanti setelah masuk proses nyetrika, yang notabene itu adalah tugasnya Ibu Sum.
Jadi harusnya Aku tidak ada sangkut pautnya dengan masalah itu, tapi nyata-nya Aku malah tersangkut. Sekarang, mana bisa Aku menyapa Dia dengan wajah biasa lagi?
Tadi juga beberapa kali Devia datang kesini, membawa cucian kotor yang sudah Aku input untuk dibersihkan. Tapi ketika Aku akan menyapanya, Dia selalu memancarkan aura ‘JANGAN BICARA PADAKU SEKARANG!’ yang sangat terasa bahkan dari jauh.
Aku yang lemah ini, mana berani buat menetralisir aura yang terpancar disekitarnya itu. Yang ada, malah energi-ku yang akan diserap habis olehnya. Tingkatan proyeksi astral yang menyelimuti dirinya sekarang, sama sekali bukanlah tandinganku.
Tapi kenapa Dia masih memakai celana dalam bergambar Hello Kitty sih?
Umurnya kan udah 17 tahun?
Dia gak bilang juga kalau membawa cucian-nya kesini!
Aku kan tidak tahu kalau itu punya pelanggan atau bukan!
Tapi ini kan Laundry punya Dia, terserah dong mau bawa cucian kesini atau enggak. Salahku juga sih, yang tidak bertanya lebih dulu.
Tapi kalau difikir-fikir, Aku beberapa kali melihat gambar Hello Kitty, pada barang-barang yang Ia punya. Berarti emang hoby kayaknya. Ya gak masalah sih, Aku juga sampai sekarang masih suka Gundam.
Tapi kalau Aku, gak sampai buat jadi motif celana dalam juga sih!
OK! Kayaknya pembicaraan ini harus Aku sudahi saja. Karena Aku menyadari topik bahasan ini, mempunyai gejala tak baik buat kesehatan mental-ku sendiri. Ya, memikirkan celana dalam gadis di siang bolong begini, kayaknya bukan perbuatan terpuji.
“Permisi!” Akhirnya ada pelanggan!
“Silahkan!”
Dan begitulah, rekap kegiatan-ku dihari jum’at. Dan tak ada progres kemajuan sedikitpun pada rencana awalku!
Esoknya, masih dengan Lokasi yang sama.
Kenapa banyak sekali pelanggan yang datang? Oh iya, ini adalah week-end. Pasti banyak orang yang akan mencuci pakaian-nya untuk dipakai minggu depan. Disini tempat strategis dekat kampus juga sih, jadi banyak siswa perguruan tinggi yang ngekos disekitar sini.
Dan yang datang hari ini kebanyakan mahasiswi, yang memakai pakaian santai dan juga pakaian tidur. Sepertinya, Aku mulai suka bekerja disini sebagai resepsionis. Apa Aku datang kesini saja tiap akhir pekan?
Ya, itu adalah rencana yang sangat brilian!
“Permisi!”
“Silahkan masuk Kakak!”
Dua orang gadis dengan ciri mirip seperti yang Aku ceritakan tadi, sedang ada didepanku. Tapi, nampaknya kali ini tatapan mereka sedang menaruh curiga.
“Kita pindah aja yuk! Yang jaga Laundry-nya cowok.” Bisiknya,
“Tapi Aku sudah langganan disini, Laundry yang terdekat juga jauh dari sini!”
Dua orang gadis ini, nampaknya khawatir dengan keselamatan pakaian mereka. Ya wajar sih, kemarin Aku juga memikirkan celana dalam Hello Kitty seharian.
“Tenang saja Kakak! Semua pakaian yang dititipkan disini, ke’amanan-nya akan dijamin 100%,. Motto Kami adalah bersahabat untuk pakaian wanita, dan juga bebas dari tangan lelaki. Saya disini hanya sebagai resepsionis saja, dan untuk penanganan lebih lanjutnya, akan dikerjakan oleh Ibu-ibu yang sudah profesional. Jadi Saya tidak akan menyentuh sedikitpun pakaian berharga Kakak-kakak ini, bahkan sekarang Saya tidak akan membukanya sedikitpun!”
“Apa kata-kata Kamu bisa dibuktikan?”
“Tentu saja! Silahkan masuk, untuk mengecek sendiri ke’adaan di dalam! Saya jamin tidak ada satu-pun lelaki disana!”
“Ya udahlah, ngapain juga Kamu nanya itu sama Dia yang kerja disini? Aku kan udah bilang, disini itu Laundry langganan Aku! Ini Mas, cucian saya tolong ditimbang!”
“Baiklah, Kakak! Apa mau sekalian tensi darah juga?”
“Fufufu! Apaan sih mas ini! Bisa aja bikin canda’an kayak gitu!”
“Dia bukan Mas-mas kali! Umur-nya kelihatan masih muda kalau dilihat-lihat!”
“Itu benar sekali Kakak! Saya masih 17 tahun, dan masih kelas 3 SMA!”
“Ya Ampun! Muda sekali, beda jauh sama Kita!”
“Kamu lucu banget sih! Kapan-kapan Kita main yuk! Nanti Aku akan ajarin Kamu rasanya pengalaman hidup! Gimana? Apa Kamu tertarik?”
“Udah deh gak usah digoda juga!”
“Saya saat ini sedang ada persiapan untuk Ujian Nasional Kak! Jadi week-end dan hari biasa sama-sama sibuk! Tapi kalau mau tukeran nomor WA, Saya akan berusaha untuk responsif!”
“Idih! Bahasa-nya keren banget! Kamu pasti anak yang pintar di sekolah ya?”
“EKHEM! EKHEM!”
DEVIAAAA! SEJAK KAPAN KAMU BERDIRI DISITUU?
“Pacar Kamu?”
“Iya, kayaknya itu pacarnya deh!”
Benar sekali, insting kalian memang benar.
“Ih! Ya udah kita pergi aja yuk!”
Iya, cepatlah pergi sebelum Aku kena masalah yang lebih berat.
“Tapi sebelum pergi, Nota-nya udah ada di Kamu kan?”
“Udah, ini lagi kupegang!”
“Ya udah ya, Kita pergi dulu! Nanti Aku WA deh! Nomor Kamu yang tertera di Nota ini kan?”