RUSH ROMANCE

Herlan Herdiana
Chapter #20

Ulang Tahun

Hari senin.

Setelah di malam sebelumnya Aku begadang bersama Kiana, bermain berdua sampai jam 2 pagi. Di rumahku.

Main game. Apalagi memangnya?

Sejauh ini hanya itulah yang dapat secara legal Aku lakukan. Ya Aku bukan sok suci atau apa, tapi dari pengalamanku menonton drama televisi atau film, ketika Kita hanya menuruti hasrat yang bergejolak didalam diri, sebuah cerita atau kisah pasti akan berakhir dengan rumit.

Ya, hubunganku sekarang dengan mereka kurang rumit apa? Memikirkan-nya saja membuat Aku jauh dari niat buat macam-macam. Selain itu Kiana baru berumur 15 tahun, dan isi fikiran-nya masih ada di umuran segitu. Aku merasa hubunganku dengan-nya, lebih serasa seperti abang adek dari pada pacaran.

Ya Aku gak papa sih, apa ruginya jadi Kakak buat se’orang gadis manis penurut yang suka main game.

Tapi bagaimana kalau yang menginap kemarin itu Anelis? Waduh, nampaknya cerita-nya akan lain.

“Kak Hasswel!” Suara Anelis? “Hei! Aku disini!”

Dia mencolek pundak-ku dari belakang. Aku menoleh,

“Hei! Padahal Aku barusan lagi mikirin Kamu lho!”

“Mikir jorok ya?” Sambil menyeringai, dan menunjuk mukaku.

Kenapa Dia bisa tahu!

“Enggak! Jangan main tuduh begitu dong!” Ya kali Aku jujur.

“Dari jauh kelihatan tahu!” Masa?

“Enggak! Ini siang hari lho, masa udah mikir macam-macam!”

“Aku gak papa lho! Difikirin macam-macam!” Tuh kan! Apa kubilang. Dia itu senang menggodaku, karena Dia tahu Aku tidak akan bisa melakukan-nya. Apa Dia senang melihat ekspresi panik dariku?

“Udah deh! Gak usah aneh-aneh! Kita itu cuma pacaran, belum sa’atnya mikirin hal kayak gitu!”

“Iya! Iya!”

“Ngomong-ngomong Kamu mau pulang juga? Gak ada kegiatan ekskul emang?” Aku lihat Dia memakai seragam lengkap dan sudah membawa tasnya.

“Hari ini Aku libur dulu!”

“Oh, Kamu bisa libur juga ternyata!”

“Iya, ini kan hari spesial!”

“Aku boleh tahu, hari spesial Kamu itu apa?” Jangan bilang, kalau hari ini adalah peringatan satu bulan Kita jadian!

Dia mengambil sesuatu dari tasnya,

“Nih! Selamat ulang tahun!” Dia memberiku sebuah kado kecil berwarna merah.

“ANELIS? Terima kasih! Aku baru kali ini dapat hadiah dari perempuan! Aku terharu banget!” Aku menerimanya. Aku tidak peduli apapun isi yang ada didalamnya, yang jelas Aku sangat senang sekali sekarang.

“Jangan nangis gitu dong! Aku jadi malu!”

“Aku nangis? Masa?” Saking terharunya Aku jadi tidak sadar.

“Lihat aja nih!” Anelis menyeka kedua ujung kantung mataku dengan kedua jempolnya.

Sekarang Aku bisa melihat semua bentuk wajahnya, sorot mata yang sesekali berkedip itu terlihat bulat sempurna. Aku tidak tahu apa yang sedang Anelis fikirkan, ketika wajahku sedang tercermin dibagian luar kelopak matanya. Apakah isi hatinya, sama dengan bayangan yang terlihat dimatanya?

Anelis lalu melepas kedua tangan-nya dari wajahku, “Jangan bersedih lagi! Mulai sekarang, akan ada sese’orang yang selalu ingat ulang tahun Kakak!”

Anelis, sebenarnya sa’at ini Aku ingin memelukmu. Tapi mengingat Kita sekarang ada di tempat umum dan masih memakai seragam SMA, Aku tidak jadi melakukan-nya karena alasan moral. Ma’af karena sudah membuat Kamu jadi fantasi difikiranku tadi.

“Maaf! Padahal ketika Kamu ulang tahun, Aku malah lupa!” Dan malah berkencan dengan gadis lain, 2 sekaligus lagi.

Anelis membalikan badan-nya, lalu berjalan beberapa langkah menjauhiku.

“Ya! Itu curang sih! Waktu itu, malah ketahuan jalan sama cewek lain lagi!” Uh! Dosaku malah diceritakan-nya dengan gamblang. Aku lupa kalau Dia sudah tahu tentang semua hubungan ini.

“Maafkan Aku!”

“Hehe!” Dia berbalik lagi padaku, sambil menunjukan ekspresi meledek. Se’olah mengatakan kata ‘Kena Kau! Aku sedang mengerjaimu lho!’. “Ya udah! Itu kan udah berlalu. Sekarang, sebelum Kakak janjian sama cewek lain! Bagaimana kalau kita habiskan waktu sama-sama dulu!”

Ide bagus!

“OK!”

Aku beruntung punya pacar yang pengertian seperti Kamu. Yang bahkan level pengertian-nya sudah pada tahap ekstrim, dimana Kamu bisa menerima dan mengijinkan Aku punya 2 pacar lainya. Kurasa, Kamu mungkin satu-satunya wanita di dunia yang bisa melakukan itu.

Didalam bis,

Perutku tiba-tiba sakit!

“Anelis! Kayaknya Kita gak jadi ke taman dulu! Perutku tiba-tiba melilit!”

“Kenapa? Hari ini Kakak belum buang air? Apa nanti gak bisa numpang di toilet umum aja?”

“Bukan itu! Ini bukan mules karena pengen buang air. Tapi kayak melilit nyelekit gitu!”

“Itu kayaknya magh deh Kak! Ya udah kita pulang aja ke rumah Kakak. Aku anterin!”

“OK! Makasih buat bantuan-nya!”

Akibat ulah dari gaya hidupku yang tidak sehat, Aku sering mengalami gejala magh. Tapi kali Ini kayaknya bukan magh biasa, ini baru pertama kalinya Aku merasakan sakit perut kayak gini. Untung cuma baru 5 menit Aku naik bis, jadi perjalanan Kami belum jauh dari sekolah, yang notabene tidak jauh dari rumahku juga.

Anelis, “KAK DEVIA!”

Ada Devia di depan rumahku?

“Kenapa kalian bisa jalan berdua kayak gitu?”

“Tadi Aku lihat Kak Hasswel lagi sakit, Aku antar pulang aja karena takut Dia kenapa-napa di jalan!”

Terimakasih Anelis! Maaf, Aku sepertinya sudah tidak kuat bicara lagi. Rasa sakit diperutku sudah makin menjadi-jadi sekarang.

“Kamu kenapa? Muka Kamu pucat kayak gitu?” Devia menghampiri Aku,

“Kak Hasswel tadi bilangnya sakit perut Kak! Mungkin Dia lagi magh!”

“Ya udah kita bawa masuk aja!”

Mereka menuntunku menuju pintu rumah, sementara Aku sudah tidak bisa lagi memikirkan apa-apa. Untung saja Anelis bisa mengendalikan keada’an, jadi Devia tidak menaruh curiga lebih jauh.

“SELAMAT ULANG TAHUN!” Suara Kiana terdengar dari dalam sa’at Kami membuka pintu. Dia sudah mendekor rumahku dengan aksesoris ulang tahun yang lengkap. Apa Dia tidak sekolah hari ini karena menyiapkan semua ini?

Devia, “Kenapa Kamu bisa ada disini?”

“Ya gak papa dong! Aku ini kan pacarnya Kak Hasswel!”

Lihat selengkapnya