Blurb
Di sebuah desa yang masih menganut budaya Jawa percaya bahwa seorang anak tunggal ketika akan menikah, pasti akan melaksanakan tradisi Ruwatan yang dipercaya untuk menolak bala atau hal-hal buruk yang tidak diinginkan ketika sudah menikah.
Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Ashana Qirani, seorang gadis yang merupakan anak tunggal dari keluarga sederhana yaitu Pak Ramzi dan Bu Diah.
"Kamu harus diruwat karena kamu anak satu-satunya di keluarga ini alias ontang-anting. Itulah cara supaya kamu terhindar dari mala petaka dan bahaya yang akan menimpamu setelah menikah nanti."
"Baiklah, saya akan melakukan tradisi itu."
Setelah Ashana mengikuti tradisi Ruwatan yang diselenggarakan orang tuanya, ternyata bukan ketenangan yang Ashana dapat, melainkan Ia setiap hari mendapat teror dari hantu yang ingin balas dendam padanya.
"Nasibmu harus sama sepertiku! Aku tidak jadi menikah karena menjalani tradisi ruwatan ini!"
"PERGIII!! PERGI!! KAU TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGANKU!!! AAKKKHHHH!!!"
Bahkan hampir setiap hari, tubuh Ashana dirasuki hantu itu hingga pingsan.
"Pak... Bu... katanya tradisi untuk menolak bala, tapi kenapa yang aku alami justru sebaliknya?"
"Yang sabar ya, Nak. Kau tetap akan menikah kok, tenang saja."
Apa penyebab hantu itu dendam pada Ashana? Dan bagaimana Ashana bisa kuat untuk menjalani hidup setelah menikah meskipun terus diteror hantu Ruwatan itu?