Tiga hal yang berbeda memang harus bersatu untuk menciptakan satu kesatuan
***
Konferensi pers berlangsung singkat dan sekarang mereka berdua kini berada di sebuah tempat yaitu sebuah taman yang sudah tidak terurus lagi. Awalnya taman ini dulu sangat ramai didatangi banyak orang hanya untuk sekedar bermain berkumpul pacaran dan lain sebagainya.
Namun entah kenapa sekarang semuanya berubah ada yang berubah sangat lama sekali bahkan ada yang berubah secepat kilat.
"Udah dong Ryder, jangan sedih terus." Witdra tampak sedih melihat dua manusia ini sekarang berkutat dengan pikirannya masing-masing.
"Tapi—"
"Gue gapapa Ju, lo jangan khawatir."
Arthur menatap Juan kala sang saudara kembar itu mengatakan keraguan.
"Sebenarnya ini yang gue takut kan selama ini tapi ternyata dugaan gue cepat dari yang gue kira. Tentang gue, elo dan keluarga kita," kata Juan.
"Iya tapi mau gimana lagi ini sudah menjadi nasib kita. Sekarang yang terpenting adalah kita harus menatap masa depan yang cerah di sana."
"Lo bener Thur. Btw, besok gue ke pergi soalnya pertandingan udah mau dimulai dan lusa itu adalah practice nya."
"Kalo gitu daripada sedih sedihan lebih baik kita gunakan malam ini untuk bantuin Ryder siap-siap pergi," usul Witdra.
"Ya bener kata kamu Dra, ayo."
Jadi mereka bertiga memilih untuk pulang daripada memikirkan apa yang terjadi sebelumnya karena yang sebelumnya itu akan malah menambah masalah jadi lebih baik mereka menatap masa depan yang sedang mereka tetap kembali.
Dengan mengendarai mobil sepanjang perjalanan mereka saling bercanda gurau menceritakan kisah-kisah lucu dan saling jahil satu sama lain namun Untung saja tidak ada pertengkaran ketika itu terjadi.
Akhirnya mereka sampai di rumah dan bergegas menuju ke kamar.
"Thur! bawa aja Witrda ke kamar gue?" titahnya.
"Baik gue bawa sesuatu dulu."
Ternyata Arthur membawa sebuah penyangga dan juga salah satu mannequin untuk menahan kepala Witrda, jadi mereka bisa beres-beres tanpa harus meninggalkan Witdra di kamarnya sendirian bahkan bisa menyaksikan keakraban mereka.
Dimulai mereka membuka lemari dan juga koper yang selalu dibawa oleh Juan kemanapun dia pergi, Arthur sudah tahu barang apa saja yang akan dibawa oleh saudara kembarnya itu jadi tanpa bertanya apapun lagi ia langsung memasukkannya.
Tidak menghabiskan beberapa jam sudah menyelesaikannya sekarang mereka sedang menatap langit-langit kamar ini.