Semua orang di dunia ini memiliki bakat unik dan hanya segelintir orang yang memiliki nya
***
Setelah kejadian kemarin sikap Arthur benar-benar berubah seolah ia kembali hidup setelah bertemu kembali dengan sang saudara kembar yang telah meninggalkannya selama seminggu lebih. Padahal baru ditinggalkan sederhana namun rasanya sudah lama sekali apalagi berita kemarin membuat sikap dan tingkah laku Arthur berubah tapi untungnya Juan segera datang karena tahu saudara kembarnya akan merasakan hal yang sama.
Buktinya sekarang setelah beberapa hari yang lalu mengadakan pesta kecil-kecilan sikap arthur berubah menjadi seperti biasa dan itu cukup membuat Cyan senang di buatnya.
"Aku senang deh kamu bahagia seperti ini," ungkap Cyan.
"Emang kemarin aku kurang bahagia apa gimana? Perasaan bahagia bahagia aja aku," kata Arthur.
"Yah, tapi nggak papa aku senang sekarang kamu bisa tersenyum lagi."
"Sekarang kita ke mana?" tanya Cyan.
Sekarang mereka masih berada di sekolah dan seperti biasa di sekolah akan menjalani hal-hal yang monoton tidak ada yang berubah sama sekali jadi sekarang istirahat pasti mereka akan menuju kantin untuk memuaskan rasa lapar mereka.
"Ya makan dong. Mau apa lagi," jawab Arthur.
"Bener sih kita kantin untuk makan tapi kamu nggak mau ke satu tempat gitu," kata Cyan seolah ada yang hilang.
"Siapa sih yang kamu maksud ah bikin pusing aja," bingung Arthur.
"Ternyata seorang Arthur bisa pelupa juga ya."
Mendengar perkataan kekasihnya itu sontak membuat Arthur berhenti setelah meninggalkan beberapa langkah di belakang kekasihnya itu.
"Bisa ulang lagi perkataan kamu," ulang Arthur.
"Akh kamu mah gak peka." Cyan memutuskan untuk meninggalkan Arthur.
"Eh tunggu katanya laper. Kok malah pergi?" cegah Arthur.
"Gak jadi, lupa. Aku lagi puasa."
Mendengar jawaban itu sontak membuat Arthur berpikir sejak kapan kekasihnya itu puasa perasaan tadi ia meminang sesuatu di kelas tapi sekarang malah mengatakan bahwa dirinya sedang puasa. Bingung dengan perasaan seorang cewek sekarang membuat Arthur mau tidak mau mengikuti kemana perginya sang kekasih tanpa mempedulikan rasa lapar yang terus mendemo di perutnya.