Ikhtiar sudah di lakukan tinggal doa dan serahkan sama Tuhan yang maha kuasa
***
Arthur memilih untuk melakukan shalat istikharah karena benar-benar ya sudah bingung tentang sebuah keputusan yang harus diambil. Dalam doanya malam ini ia hanya berharap keputusannya yang terbaik untuk saudara kembarnya, tidak lupa setelah ia sholat istikharah dilanjut dengan shalat tahajud dan witir untuk menyempurnakan sepertiga malam hari ini.
Setelah melakukan semua itu mendekati ranjang Juan di mana ya masih menutup matanya, entah sampai kapan ia akan terus tertidur seperti ini sedangkan dirinya harus berjuang menjadi sang saudara kembar untuk melanjutkan perjuangan.
Hingga akhirnya rasa kantuk menyerang dirinya dan membuat mata yang awalnya terjaga perlahan-lahan muai menutup namun Arthur sekuat tenaga untuk tetap terjaga tapi apalah daya rasa kantuk dalam dirinya terlalu kuat dibandingkan untuk tetap terjaga menjaga sang saudara kembar.
Arthur akhirnya tertidur juga.
***
Namun anehnya tiba-tiba Arthur membuka mata, perasaan tadi dia sedang berada di rumah sakit bersama dengan juan tapi sekarang ia mah terbangun di suatu tempat yang sangat tidak asing baginya.
Sebuah sirkuit balap motor ada di depan matanya sekarang dan melihat beberapa balapan tengah diselenggarakan dan salah satu kandidat nya adalah sang saudara kembar—Juan. Entah apa yang terjadi di sana sampai akhirnya Juan mengalami kecelakaan yang sama sekali tidak bisa dihindari, lalu setelah itu para tim medis pun langsung menghentikan balapan dan segera menolong Juan.
Arthur melihatnya langsung berlari untuk menemui sang saudara kembar yang terkapar di jalanan sirkuit. Namun anehnya pada saat ia berlari tiba-tiba Arthur seolah berteleportasi menuju lorong rumah sakit yang dimana disana terdapat Navy dan Pak Valen.
"Kita harus bawa pasien ke Indonesia. Demi membuat pasien sadar dari komanya, mungkin dengan berada dalam kondisi lingkungannya membuat pasien lebih cepat pulih,"
"Gimana Navy?" tanya Pak Valen.
"Aku setuju. Yah, ini semua demi Juan."
Lalu Navy dan Pak Valen menatap kearah arthur yang di mana dirinya masih menatap kedua orang tersebut.
"Gimana Thur, kamu setuju,"
Belum saja mengucapkan kata setuju tiba-tiba mereka berdua malah memaksa untuk memindahkan juan menuju indonesia tanpa persetujuan dari dirinya.
"Hentikan!"
"Hentikan!!"
"Juan!!!"
Ternyata semua itu hanyalah mimpi dan juan masih berada di depannya, nafasnya naik turun dan keringat mulai bercucuran.
"Astaga, kirain beneran ternyata mimpi."