Tiap perspektif orang beda-beda tergantung cara melihat dan menyampaikan
***
Dua hari sudah kepergian Juan ke indonesia bersamaan dengan kepergian dirinya untuk eropa karena memang untuk melanjutkan sesi balapan yang harus ia lanjutkan. Namun sedikit ada rasa ketakutan dalam diri Arthur ketika semua skenario ini diketahui oleh orang banyak apakah ini termasuk kedalam penipuan.
Apalagi ia memalsukan dirinya, yang awalnya Arthur gini berubah menjadi Juan. Semua orang tidak akan tahu karena Juan itu Arthur karena mereka adalah kembara apalagi kembar identik jadi semua orang akan mengira kartun ini adalah tujuan yang Juan adalah Arthur.
Jadi setelah mencapai eropa tepat di Portugal, kartun memilih tidak untuk keluar sama sekali karena ia tidak main sampai rekan-rekan Juan tahun kalo ini bukan Juan, karena mereka sudah tahu bahwa Juan punya saudara kembar.
Bahkan media juga tidak tahu, semua sudah di tutup mulut nya oleh pihak Pak Valen agar tidak terjadi keributan. Dan ini cukup lega bagi Arthur. Jadi menunggu sampai waktu balapan tiba, lebih baik ia mempelajari apa yang belum ia ketahui. Karena masih banyak hal yang harus ia kuasai.
Untung saja pihak penyelenggaraan balapan ini selalu punya data pertandingan dari awal sebut Juan hingga sekarang, bahkan Arthur meminta data balapan rekan-rekan Juan, dimulai, Krunn, Yuzaki, Williams, Fabio dan Sergio untuk meneliti kemampuannya.
"Ternyata yang mereka punya itu bukanlah skill tapi mesin motor nya, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa skill juga di butuhkan disini."
Arthur sibuk mencatat apa yang ia ingin ketahui dan mencoba menafsirkan nya agar mudah di pahami.
Satu detik
Satu menit
Satu jam
Berjam-jam sudah Arthur berkutat dengan apa yang ia pelajari, setelah lelah dengan semuanya. Ia mencoba mengecek ponsel, tapi tidak apa-apa disana. Sampai akhirnya pintu kamar hotelnya mengetuk pertanda bahwa ada seorang yang bakal masuk.
Mulai dari detik ini Arthur akan selalu waspada ia lebih baik bertanya terlebih dahulu siapa yang akan akan masuk baru siapa membukakan pintu nya. "Siapa?"
"Ini aku. Navy."
Mendengar nama Navy, ia langsung membukakan pintu kamar hotel itu untuk mempersilahkan masuk.
"Baru nyampe?"
"Enggak sih. Tadi satu jam yang lalu, oh ya. Ini pesenan lo."
Navy memberikan apa yang dimaksud pesanan itu kepada Arthur. Ternyata itu adalah sebuah koper yang berisi teman alias boneka kesayangannya yang telah Ia tinggal selama seminggu terakhir ini.
"Juan aman kok Thur, tadi ada Cyan dam Natha disana."
"Syukur kalo gitu mah."