Gedung hitam itu kembali semakin menghitam, dengan banyaknya kepulan asap yang muncul dari dalam gedung, tampak semua orang sedang sibuk dan panik dengan suasana yang sedang terjadi...
"Tolong padamkan apinya di sana!!!"
"Seseorang mengalami luka bakar di sini!!! Cepat bantu aku!!"
"Siapa kamu?! Dari seragammu sepertinya kamu seorang perawat dari wilayah wilayah kota cenar?! Apa yang kamu lakukan di Brion?!"
"Aku membantu keluarga temanku di sini!!"
"Haah~ aku tidak yakin apakah orang kampung sepertimu bisa melakukan tugas dengan benar?! Kudengar di cenar jatuh banyak sekali korban!!" Dokter ini melirik dengan tatapan mautnya mengintimidasi.
"Dih, sialan, aku ke sini juga sebagai sukarelawan, masih kena tuduhan segala..." Batin ellena.
"Aku ga bisa percayain pasien sama orang asing macam kamu ya!! Sana kamu ambil ember dan batu padamkan api aja!! Nanti malah ngeganggu kita lagi..."
"Kenapa sih ver, kamu kok marah-marah?!" Datanglah seorang dokter lain dengan pakaian super mewah di dalam jas putihnya.
"Ini nih bell, orang itu perawat dari desa, aku ga bisa percayain pasien sama orang udik kayak dia, kamu denger sendiri kan, di berita, di daerah cenar banyak jatuh korban kan?!"
"Wah iya juga!! Pasti dia perawat yang asal-asalan, gimana mungkin korbanya ada banyak sekali... Sana kamu pergi aja ambil ember!! Bantu padamkan api!!"
"Ughhh... Aku males banget sumpah!!! Aku pengen resign!!!"
Ellena pergi mengambil seember air dan mulai membantu memadamkan api...
"Kakak Esper dinsana, bisa bantu aku?!"
"Ada apa nona perawat?!"
"Para dokter di sini tidak percaya pada skill ku, mereka menyuruhku membantu memadamkan api... "
"Ehhh, mengapa mereka melakukan itu?!" Esper berambut biru terang itu memandang dengan kesal pada dokter magang yang datang.
"Jangan pedulikan mereka, mereka hanya dokter magang... Tapi terserah padamu saja, apa yang ingin kau lakukan?! Semua orang sedang membutuhkan bantuan, apapun yang kau lakukan mau menolong sebagai perawat maupun pemandam kebakaran semua itu baik. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu suka!! Jangan pedulikan omongan orang!!" Kakak Esper itu sangat baik, dia lalu pergi sambil tersenyum dan kembali melanjutkan tugasnya.
"Benar kata kakak itu... Aku harus melakukan apapun yang aku mau!!! Hahahaha..."
Ellena pergi dengan hati yang gembira, ia mengambil ember dan mengisinya dengan air.
Currrr... Blub.. blub... Perlahan air itu semakin memenuhi ember...
"Huffft... Ember ini cukup berat, apakah ini karna embernya besar?!" Ellena mulai ngos-ngosan diantara orang-orang yang berlalu lalang mematikan apinya.
"Nona ini terlalu berat untukmu!! Serahkan saja padaku... Kata seorang Esper dengan badan tambun seperti beruang."
Esper beruang itu lalu langsung mengambil ember ellena tanpa peringatan...