Saat cahaya menyentuh Es

hiskiana
Chapter #4

Retakan yang melebar#4

Arka kembali duduk di samping ranjang ibunya. Lampu redup membuat ruangan itu terasa sunyi. Suara monitor detak jantung berdenting pelan, seolah jadi musik latar dari kegelisahan dalam hatinya.

“Arka….” suara sang ibu lirih.

“Ya, Bu.”

“Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri.”

Arka menatap ibunya. Kata-kata sederhana itu seperti pisau yang menusuk dinding yang selama ini ia bangun. Ia ingin menyangkal, tapi sorot mata ibunya penuh kasih, terlalu lembut untuk ia lawan.

Saat ibunya tertidur, Arka keluar sebentar ke koridor. Di meja kecil dekat pintu, ia menemukan sebuah buku harian kecil milik ibunya. Rasa penasaran mendorongnya membuka beberapa halaman.

Di sana tertulis:

anakku, aku tahu ia dingin di luar. Tapi aku percaya hatinya lembut. Aku berdoa suatu hari nanti ada seseorang yang bisa membuatnya percaya lagi pada cinta dan persahabatan.”


Arka menutup buku itu cepat, dadanya bergemuruh. Ia tidak tahu apakah ia lebih marah atau terharu membaca isi tulisan itu.

Keesokan harinya, Dimas kembali datang. Kali ini ia membawa makanan sederhana yang dibungkus dari rumah.

“Aku ingat kau suka nasi goreng waktu SMP. Coba, masih suka nggak?”

Lihat selengkapnya