Saat cahaya menyentuh Es

hiskiana
Chapter #6

Retakan di balik Dingin#6



Hari-hari di kantor berjalan seperti biasa, setidaknya bagi orang lain. Para karyawan bekerja dengan ketelitian, setiap langkah mereka seakan selalu diawasi oleh mata tajam sang direktur, Arka Pradana. Namun bagi Nayla, hari-hari itu terasa semakin rumit. Ia mulai melihat sesuatu yang berbeda pada pria itu—bukan sekadar dingin, bukan hanya sikap kaku, tetapi ada sesuatu yang jauh lebih dalam, sesuatu yang menyimpan luka.


Pagi itu rapat berlangsung cukup tegang. Arka memimpin dengan suara datar, instruksinya tajam, tak ada ruang untuk salah. Beberapa karyawan tampak gugup, takut membuat kesalahan sekecil apa pun. Nayla duduk di sampingnya, mencatat setiap detail yang keluar dari mulut pria itu. Sesekali ia melirik, memperhatikan ekspresi wajah Arka yang hampir tidak berubah—tenang, dingin, nyaris tanpa emosi. Namun justru karena terlalu datar, Nayla merasa ada yang aneh.


Rapat selesai, semua orang buru-buru keluar dari ruangan, meninggalkan mereka berdua. Nayla memberanikan diri membuka suara. “Bapak tidak capek memberi tekanan sebesar itu? Semua orang tampak ketakutan.”


Arka menatapnya sekilas, lalu kembali fokus pada berkas di hadapannya. “Ketakutan membuat mereka tidak lengah. Aku butuh hasil, bukan alasan.”


“Tapi…” Nayla menahan napas sejenak sebelum melanjutkan, “tak semua orang bisa bekerja baik di bawah ketakutan. Beberapa justru hancur karena itu.”


Arka berhenti menulis. Matanya beralih menatap Nayla, dingin tapi juga tajam, seolah mencoba membaca isi pikirannya. “Kau mulai berani menegurku, ya?”


Lihat selengkapnya