Kenangan Indah
Pagi ini, Aku terbangun dengan rasa dingin yang menyelimuti tubuh, membeku seolah pintu kulkas yang terbuka selebar-lebarnya di dalam kamar kecilku. Matahari tersembunyi di balik awan tebal, memancarkan cahaya redup yang hampir tidak mampu mengusir kegelapan dari kamar tidurku. Langit yang mendung tampak seperti gambaran sempurna dari suasana hatiku. Ya, hari ini 15 Agustus, adalah hari yang sangat istimewa bagiku—hari yang kini terasa seperti pengingat akan kenangan indah yang telah pergi.
Ku pandangi jam yang berdetak pelan di meja samping tempat tidur. Jam menunjukkan pukul 7 pagi, tetapi aku sudah terjaga sejak dini, merenung dan mengingat kembali malam sebelumnya, merenung tentang perayaan hari jadi aku dan Ryan yang pertama dua tahun lalu. Ryan membawaku ke kafe kecil yang penuh dengan lampu-lampu kecil dan dekorasi vintage, tempat di mana mereka menghabiskan waktu berjam-jam berbicara dan tertawa.
Aku mengingatnya dengan sangat jelas, kita saling bertukar fikiran, berbabagi kebahagiaan, membicarakan tebtang hari ini dan masa depan. Ah, semua sudah berlalu, segalanya tak perlu diulang, Ryan pernah menjadi salah satu bagian dari kehidupanku kemarin. “Shila, jangan lupa jam 2 nanti kita ketemu di gedung F lantai 2 ya, ada bingkisan dari mama” chat Ryan satu tahun yang lalu, yang membuat hati bergemuruh, karena cinta pertamanya memberi restu pada hubungan kami.